Pengrajin Rebana Mampu Peroleh Pendapatan Rp. 30 Juta Perbulan

PALANG

seputartuban.com – Agus Maal Khoir, pengrajin rebana yang tetap bertahan ditengah keterbatasan modal dan kurang tertariknya masyarakat terhadap seni tradisional bernafaskan Islam.

Pengrajin Rebana
Pengrajin Rebana

Pengrajin asal Desa Panyuran, Kecamatan Palang itu mengatakan masyarakat hingga saat ini kurang tertarik dengan musik islami diantaranya marawis, hadroh dan qosidah. Namun di Kabupaten Tuban ia meyakini tetap dapat bertahan seni musik Islam.

“Marawis dan hadroh tidak bisa kita pisahkan dengan syiar Islam. Dan Tuban merupakan bumi wali, sehingga kesenian ini akan tetap bertahan di tengah gebyarnya dunia,” kata Agus, Kamis (7/7/2016).

Atas dasar keyakinan tersebut, dia masih bisa mempertahankan usahanya. Usaha kerajinan rebana yang digagas oleh ayahnya, Muhammad Thoha, sekitar tahun 80an tersebut justru terus berkembang. Produksi rebananya sudah dikenal se Jawa Timur. “Saya juga sering dapat pesanan dari Malaysia, Brunai hingga Hongkong,” lanjutnya.

Selain itu dia juga mengaku masih kesulitan peroleh modal, sehingga usaha yang dijalani bersama kakaknya, Khoirul Atiq, seakan jalan ditempat. Sulitnya mencari bahan, sehingga modal untuk kerajinan tersebut juga lumayan tinggi.

“Saya ambil kayunya dari Jepara dan disini tinggal finishing. Jenis kayunya, kayu nangka, mahoni dan mangga yang berumur sekitar 10 tahun lebih. Saya juga harus mencari dan memilih kulit kambing jawa betina yang berusia 2 tahunan,” jelas Agus.

Walaupun dia tidak memungkiri pendapatan yang didapatkannya kisaran Rp. 15 Jutaan perbulannya. Bahkan saat Bulan momentum Maulid Nabi Muhammad SAW dia mampu peroleh pendapatan kotor hingga 30 jutaan sebulan.

Selain rebana dirinya juga memproduksi alat musik lain, diantaranya, alat musik hadrah, banjari, kalte, dumbuk, tamtam, ketipung. Setiap bulannya bisa membuat 6 set alat musik lebih.

Harga yang ditawarkannya bermacam-macam untuk 1 set rebana seharga Rp. 4 Juta. Sedangkan untuk 1 set Banjari seharga Rp. 2 Juta, 1 buah terbang seharga Rp. 300 ribu dan 1 buah bas seharga Rp. 500 Ribu. USUL PUJIONO

Print Friendly, PDF & Email