Dari Atap Gedung Korpri, Jadikan Sarana Optimalkan Fungsi Manajemen

Oleh : Cipnal Muchlip M

Pemimpin Umum seputartuban.com / Caraka Group

Fakta beberapa waktu terakhir, Kabupaten Tuban dihebohkan dengan robohnya atap gedung Korpri Tuban yang baru selesai di bangun beberapa bulan sebelumnya. Bangunan yang direhab dengan menghabiskan anggaran lebih dari setengah miliar rupiah tersebut berada dalam komplek pringgitan. Yang sudah seharusnya pekerjaannya dilaksanakan secara maksimal. Karena lokasinya salah satu kawasan penting bagi punggawa Kabupaten Tuban. Namun nyatanya, demikian adanya, bangunan tersebut atapnya ambrol hingga jadi bahan pemberitaan lintas media.

Sejumlah komentar miring mengemuka. Diantarannya DPRD Tuban menduga adanya perencanaan yang diduga tidak beres. Gedung Korpri Roboh, Dewan Akan Panggil, Polisi Tunggu Hasil Audit. Tidak hanya soal ini, belakangan juga adanya sejumlah proyek dengan dana yang tidak sedikit, namun pengerjaannya molor.  Proyek Rp. 2 Miliar Jadi Polemik, Alasan Kepala Dinas PUPR PRKP Dinilai Tidak Masuk Akal, Proyek Tak Kunjung Beres dan Ada Dana CSR di Proyek GOR. Bahkan ada salah satu media online yang memberitakan adanya dugaan setoran 10 persen dari nilai proyek kepada oknum tertentu.

Kondisi serupa juga terjadi dalam pembangunan jembatan glendeng, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban. Proyek yang belum lama usai dikerjakan, amblas. Hingga menyebabkan jembatan penghubung Tuban-Bojonegoro melalui Kecamatan Soko tersebut ditutup dari akses masyarakat. Seperti yang di publikasikan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Jawa Timur. Ditemukan kelebihan bayar Rp. 94 juta karena ada beberapa spesifikasi yang tidak ada. BPK menemukan ada beberapa yang tidak sesuai spesifikasi.

Fakta lainnya adalah Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) tiap tahun masih tergolong tinggi. Pada tahun 2021 lebih dari Rp. 751 miliar. Kemudian tahun 2022 tidak jauh, yakni sebesar Rp. 600 miliar lebih. Sedangkan bidang lainnya, program olahraga Bupati Cup Tahun 2022 justru dibiayai dari sekolah. Mungkin masih ada fakta lainnya yang belum tersajikan dalam tulisan ini.

Teori Manajemen

Dalam ilmu manajemen 4 fungsi manajemen yakni Planning, Organizing, Actuating dan Controlling sebagai kerangka kerja populer disingkat POAC. Kerangka kerja ini sangat populer digunakan untuk manajemen bisnis maupun organisasi. Mari kita pahami sekilas semua kerangka kerja tersebut  secara singkat. Agar mampu memahami konteks penulisan ini secara keilmuan.

Perencanaan (planning),  adalah proses merumuskan tujuan dan sasaran, mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan. Menentukan tindakan yang harus diambil untuk mewujudkan rencana tersebut. Perencanaan membantu manajemen untuk mengambil keputusan yang tepat dan memastikan bahwa sumber daya digunakan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan.

Pengorganisasian (organizing), proses mengatur dan mengelola sumber daya yang ada, termasuk tenaga kerja, keuangan, dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengorganisasian membantu manajemen dalam merancang struktur organisasi yang efektif, menetapkan tugas dan tanggung jawab, dan mengalokasikan sumber daya secara tepat.

Actuating (Pengarahan), adalah proses mempengaruhi dan memotivasi bawahan untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen menggunakan berbagai cara untuk memberikan arahan kepada bawahan dan memastikan bahwa mereka melakukan tugas dan tanggung jawab mereka dengan efektif.

Pengendalian (controlling), adalah proses mengukur dan mengevaluasi kinerja organisasi untuk memastikan bahwa tujuan telah tercapai dan sumber daya digunakan secara efektif. Dalam hal ini, menggunakan informasi tentang kinerja organisasi untuk membuat keputusan dan memperbaiki proses bisnis yang tidak efektif.

Dari fakta dan teori diatas diduga ada yang tidak efektif dalam kerangka kerja di Kabupaten Tuban. Karena jika dalam kerangka kerja tersebut sudah dilakukan dengan benar dan efektif, tentu fakta-fakta tersebut diatas tidak terjadi. Karena dalam seluruh tahapan dapat diukur dan dilaksanakan serta diawasi dengan benar.

Dalam pembangunan fisik, bagamaimana perencanaannya dan konsepnya, bagaimana waktu dan proses lelangnya, bagaimana pengawasan pelaksanaannya, bagaimana audit sebelum proyek tersebut diterima hingga pembayaran pelunasan dilakukan. Sedangkan SILPA, bagaimana perencanaan dan penganggaran program tiap tahunnya, bagaimana progress penyerapan anggaran, bagaimana kegiatan dilakukan, hingga faktor lainnya yang penting dalam sistem penganggaran dan pelaksanaan program hingga evaluasi berkala dilakukan. Hal ini termasuk sejumlah program yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten dengan beragam program inovasinya.

Lakukan Segera Pemerintahan Kabupaten Tuban, yang terdiri dari Pemerintah Kabupaten Tuban dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tuban harus segera menjalankan perannya masing-masing dengan optimal, agar kondisi ini tidak semakin membahayakan banyak pihak. Pemkab Tuban melalui jajarannya mengoptimalkan fungsi secara sinergis, sehingga akan lebih mudah dan cepat mendeteksi ketidak sesuaian dalam menjalankan kerangka kerja.

Sedangkan DPRD Tuban harus lebih kritis dalam proses pembahasan anggaran hingga pengawasan. Fungsi wakil rakyat benar-benar dijalankan, menjalankan amanah rakyat dengan menyuarakan perbaikan kondisi (kritik membangun). Agar benar-benar puluhan wakil rakyat itu menjalankan amanah rakyat dengan “bersuara” lantang menyuarakan kebenaran. Karena sejatinya setiap tanggungjawab yang diemban akan dimintai pertanggungjawaban oleh-NYA.