Tangkapan Terbesar, Polisi Ringkus Bandar 102 Ribu Karnopen

PALANG

TANGKAPAN BESAR : Kapolre Tuban (kiri) didampingi Kasat Resnarkoba saat press release di Mapolres Tuban, Selasa (29/11/2014)
TANGKAPAN BESAR : Kapolre Tuban (kiri) didampingi Kasat Resnarkoba saat press release di Mapolres Tuban, Selasa (29/11/2014)

seputartuban.com – Jajaran Polres Tuban mendapat tangkapan terbesar, bandar ratusan ribu Karnopen berhasil dibekuk. Kinerja ini berdasarkan catatan seputartuban.com selama beberapa tahun merupakan ungkap kasus besar. Bahkan Kapolres dan sejumlah perwira menengah datang langsung ke rumah tersangka.

Satuan Reserse Narkoba (Sat Resnarkoba) Polres Tuban, berhasil mengungkap bandar karnopen di kawasan Dusun Kepoh, Kelurahan Panyuran, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban. Dengan mengamankan tersangka Sulistiono (33), yang sehari-hari bekerja sebagai tukang batu. Dari rumah tersangka petugas berhasil menyita 102.500 butir karnopen yang dikemas di sejumlah kantong plastik warna putih.

Penangkapan ini berawal dari penangkapan tersangka pengedar yang telah diamankan sebelumnya. Yakni Budiyanto (35), warga Kelurahan Sukolilo, Kecamatan Tuban saat berada di kawasan Desa Glodok, Kecamatan Palang, Jumat (28/11/2014). Dari tersangka yang sehari-hari bekerja sebagai reparasi sepeda motor ini diamankan 995 butir karnopen.

Kepada petugas dia mengaku mendapatkan pasokan pil haram tersebut dari bandar bernama Sulistiono. Hari yang sama informasi ini ditindaklanjuti petugas dengan melakukan penggeledahan dirumah terduga bandar karnopen tersebut.

Hasilnya ditemukan sejumlah kantong plastik, masing-masing berisi 1000 butir karnopen. Kepada petugas, dia mengaku memperoleh pil ini dari seseorang yang berinisial YL dan pengirimannya melalui paket. Dengan tiap 1000 pil karnopen dibeli dengan harga Rp. 1.150.000 kemudian dijual lagi dengan harga Rp. 1.300.000. Atau tiap 1000 butir mendapatkan hasil Rp. 150 ribu.

“Ini bukti bahwa di Kabupaten Tuban masih ada peredaran obat-obat berbahaya. Akan kita terus kebangkan, saya yakin di Tuban masih banyak dan masih ada, kita berkomitmen peredaran obat-obatan (karnopen) di Tuban akan kita berantas,” tegas Kapolres Tuban, AKBP. Ucu Kuspriyadi, Sabtu (29/11/2014) di Mapolres Tuban.

Temuan besar ini membuat Polres Tuban dan jajaranya lebih meningkatkan kinerjanya. Karena patut diduga di Bumi Wali masih terdapat home industry karnopen. “Penangkapan ini memperkuaan dugaan adanya hoom industri di Tuban dan akan terus kita selisiki, selain itu, akan kita perintahkan kepada jajaran narkoba yang ada di Polres maupun di Polsek, terutama didaerah-daerah rawan untuk mewaspadai adanya jaringan besar di Tuban termasuk home industry, sebab peredaran karnopen ini sangat meresahkan masyarakat,” ungkap Kapolres.

Mantan Kapolres Kota Madiun ini juga menambahkan tersangka sudah 5 kali menerima kiriman karnopen. Sedangkan wilayah peredaranya meliputi Kabupaten Tuban, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Pati dan Kabupaten Rembang. Pengiriman dilakukan melalui paket jasa pengiriman. Dengan sistem berjenjang mulau bandar hingga ke pengecer. “Akan kita dalami apakah menggunakan jasa pengiriman yang ada atau melalui kantor pos, akan kita cek lebih lanjut,” sambunya.

Akibat perbuatanya mengedarkan sediaan farmasi tanpa ijin, tersangka dijerat pasal 197 UU nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dengan ancaman penjara maksimal 15 tahun. Kini tersangka masih menjalani pemeriksaan di Mapolres Tuban. MUHLISHIN

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

1 komentar

  1. Sangat memprihatinkan disamping terkenal dgn arak,tuak ada lgi carnopen,inilah potret kota tuban yg sesungguhnya yg membuat orang tua miris,lalu siapa pengkomsomsi karnopen?bsa di pastikan generasi muda,inilah yg membuat sekolah2 di tuban miskin prestasi,arak,tuak dan karnopen salah satu penyebabnya,pemerintah tak boleh diam krn ini penyakit sosial,bupati yg konon kyai jg tak boleh diam hrus meng warming smua skolah di tuban akn bahaya tuak,arak dan karnopen,klo perlu tutup smua pebjual tuak yg tak punya malu,bahkn yg lbih memprihatinkan ketika haul sunan bonang di sekitar alun2 ada penjual arak,dan hnya di ksih peringatan,dlu slma saya kuliah di mlang mesti klo ktmu tman lki2 di tnya asal dri tuban pasti merka bilang ttg arak,tuak bahkn bnyak yg minta sbgai oleh2,hrus jdi perenungan pantskah kota tuban sbgai kota wali?atau jgn jdi bhan tertawaan daerah lain bahwa tban sdah terlanjur terknal krn tuak,arak dan carnopen!