Menghidupi Anaknya Dengan Merajut Jaring

JENU

seputartuban.com – Setelah hampir 10 tahun ditinggal suaminya, Musriatun (55), warga Dusun Meduran, Desa Beji, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban harus hidup sendiri. Bahkan dirinya harus menadi tulang punggung keluarga.

merajut jaring
BERTAHAN : Musriatun saat melakukan aktivitasnya

Dengan berbekal kemampuan merajut jaring, Musriatun tetap mempertahankan kehidupanya. Dalam sekali pengerjaan jaring, ukuran lebar 1 meter dan panjang 20 meter dapat diselesaikan selama 3 hari. Dia mendapatka upah Rp. 120 ribu. Namun saat ini banyak nelayan yang tidak menggunakan tenaganya. Karena banyak memilih membeli jaring dari toko atau buatan pabrik.

Saat ditemui seputartuban.com di rumahnya, Rabu (02/10/2013) dirinya sedang merajut jaring pemberat (Mbarei). Keahliannya mbarei sangat mumpuni, sehari dia mampu merajut jaring dengan pemberat sebanyak 4 tinting atau 600 meter.

Setiap 1 tinting rajutan pemberat mampu diselesaikan selama 4 sampai 6 jam. Dengan harga jasa rajut sebesar Rp. 40 ribu per-tintingnya. Berbeda dengan 1 tinting jaring udang, dirinya mematok jasa sebesar Rp. 80 ribu per-tintingnya. Alasannya, jaring udang sangat rumit, kecil dan lipat 3. “Merajut jaring itu memang keahlianku sejak belum nikah. Setelah nikah, hanya bantu suami saja. Setelah suami (Widji) meninggal, saya harus bekerja jasa rajut, ” ujarnya.

Musriatun berharap ada bantuan peralatan reparasi jaring atau rajut. Seperti coban atau jarum rajut, daplangan atau pengukur besarnya jaring dan lainnya. “Selama ini satu desa saya hanya saya yang reparasi jaring. Dulunya 1 jaring udang jasanya Rp. 50 ribu, sekarang cuma Rp. 70 ribu. 3 hari dapat jaring udang 1 sudah bagus, ” ungkapnya. (han)