MERAKURAK
seputartuban.com – Dalang Nanang Windardi mementaskan wayang dengan lakon “Wahyu Ketentraman”. Di Perumdin, PT. Semen Indonesia, Desa Bogorejo, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, Jum’at (04/10/2013) malam.

Dalam pementasan ini mengisahkan perpaduan cerita pewayangan dan islam. Dalang yang berasal dari sanggar Kayon, Desa Krandengan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek memerankan tokoh Arjuna yang baru memeluk Islam.
Tokoh utama ini awalnya melakukan perjalanan untuk meningkatkan ilmunya. Namun ditengah perjalanan bertemu seorang ulama’. Kemudian dia menjadi pemeluk Islam yang taat. Dengan sifatnya yang lemah lembut, Arjuna berhasil mengajak masyarakat untuk memeluk islam.
Namun usaha syiarnya mendapatkan tantangan, mulai dicaci hingga diajak bertarung oleh tokoh yang menentang sepak terjangnya. Hingga saatnya Arjuna bertemu Bala Kurawa. Yang saat itu sedang membangun sebuah patung untuk sesembahan masyarakat. Rencana ini nampaknya terganggu dengan sikap Arjuna yang terus menyebarkan Islam.
Karena banyak korban dari umat Islam yang dibunuh, Arjuna memiliki niat agar pertumpahan darah berhenti. Dia bisa dan bersedia dibunuh oleh Bala Kurawa dengan syarat harus mengucapkan basmalah. Persyaratan itupun dipenuhi, hinga Arjuna dibunuh tepat dijantungnya.
Kejadian ini justru membuat warga berbondong-bondong memeluk Islam. Atas kejadian ini Bala kurawa yang sakti pergi meninggalkan bumi karena membuat kerusakan. “Ing maospati, bala kurowo minggat soko dunyo kang agawe durjono. Sing kalah ugak bubrah, sing menang agawe lebur, ” kata dalang saat pementasan.
Ketua Panitia HUT PT. SI ke 56, Bagus Agus Kuntoro saat dikonfirmasi mengatakan pihaknya menampilkan pagelaran wayang agar masyarakat dapat mengambil pesan moralnya. Selain itu juga sebagai bentuk menjaga dan mempertahankan budaya bangsa. “Apabila dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari kita bisa sedikit memetik maksudnya.” ungkapnya.
Pesan dalam pagelaran ini agar warga Kabupaten Tuban yang sebagian besar memeluk Islam bisa mencontoh perbuatan Arjuna. Kemenangan yang hakiki adalah membuat kebaikan umat manusia bukan kemenangan pribadi. Juga lebih mementikan agama dari pada kepentingan pribadi. (han)