JENU
seputartuban.com – Musim kemarau berkepanjangan, mengakibatkan banyak petani tambak udang merugi. Karena lahan tambak mengering. Disamping itu, air yang biasanya diambil dari sungai tidak mencukupi untuk menambah debit air tambak. Hal itu cukup meresahkan petani tambak yang memiliki lahan di kawasan Desa Sumber, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban.
Seperti yang dialami Nur Khozin (33), warga Desa Jenggolo, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban. Salah satu pemilik tambak ini saat dikonfirmasi, Selasa (21/10/2013) mengatakan tambaknya sudah hampir 2 bulan dibiarkan mengering.
Akibat sungai mulai mengering, sehingga tidak cukup untuk mengaliri tambaknya. Meski tambaknya yang berada disisi sungai masih dapat ditanami udang. Namun muncul kekhawatiran yang besar, apabila debit air dibawah 1 meter dari permukaan tambak, udang akan mudah mati. Dipastikan jika tidak segera turun hujan lebat, tambak udang miliknya akan merugi.
Kerugian dialami bapak 2 anak itu mencapai ratusan juta rupiah. Terdiri dari benih udang untuk tambak seluas 1 Ha seharga Rp. 50 juta. Belum lagi, pemberian pakan selama 2 bulan mencapai Rp. 60 juta. Untuk kincir atau alat pemberi ombak, dalam setiap 2 bulan membutuhkan biaya listrik sebesar Rp. 4 juta.
Bila ditotal, kerugian untuk 1 lahan tambak atau 1 Ha lahannya mencapai Rp. 116 juta. “Kalkulasi kerugian seperti itu memang. Bertani udang itu banyak resikonya bila musin kemarau. Tingkat kematian udang banyak, ” katanya.
Untuk mengurangi tingkat kematian udang, dirinya harus tetap menambah air tambak. Dengan cara mengambil air bawah tanah yang sebelumnya di bor. Setiap 1 jam pengambilan air, akan memakan biaya sejumlah Rp. 300 ribu. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan air pada 1 Ha tambaknya, minimal 5 sampai 6 jam.
Hal itu akan terus diulang selang 1 minngu sampai masa panen selama 3 bulan dari masa tanam udang. “Setiap 1 minggu kita tambah air sampai diatas 1 meter dari dasar. Udang akan kekurangan oksigen bila air terlalu dangkal dan panas, ” ujarnya.
Senada disampaikan Ketua Petani Tambak Kecamatan Jenu, Lutfi Hasan. Saat dikonfirmasi mengatakan bahwa petani tambak udang atau ikan lainnya banyak yang membatalkan menanami tambak. Karena suplai air terbatas. Hal ini dilakukan untuk mencegah kerugian, biasanya tambak akan di alihfungsikan dengan ditanami padi atau jagung. “Biasanya untuk sawah, padi begitu. Kita hanya beri sosialisasi agar menjaga umur udang atau ikan, agar tidak merugi. Pemberian obat-obatan suplai vitamin biasanya kurang maksimal, ” ujarnya. (han)