JENU
seputartuban.com – Seorang guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Desa Temaji, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban sukses menjalankan usaha peroduksi Abon. Dia adalah Siti Hanifah (38), ibu 3 anak ini meraih sukses berkat ketekunannya.
Awalnya, wanita yang sudah menyandang Sarjana Pendidikan itu mengikuti pelatihan ketrampilan makanan. Salah satunya adalah Abon dari bahan baku daging ikan tongkol. Usai mengikuti pelatihan, di tahun 2012, 20 anggota kelompok yang koordinirnya mendapat bantuan permodalan dari PT. Semen Indonesia. Pinjaman modal awal yang diberikan sebesar Rp. 2 juta. Ditambah modal usaha dari kelompoknya sebesar Rp. 2 juta, yang dipinjam dari simpanan setiap anggota sebesar Rp. 100.000.
Setelah itu, Hanifah langsung mencoba dari hasil pelatihan abon tersebut. Hasilnya, dalam sekali pembuatan sedikitnya 5 Kg ikan tongkol dibuatnya. Setiap 1 Kg ikan tongkol yang dibelinya seharga Rp. 15.000 bisa dibuat 5 kotak. Setiap 1 kotak Abon berat bersih 100 gram dan dijual Rp. 12.000 tiap kotaknya. Dalam sebulan, mampu menghasilkan 100 kotak abon yang sudah dikemas siap jual. Dengan Omzet yang diperolehnya dalam 1 bulan mencapai Rp. 500 ribu.
Saat ditemui di rumahnya, Kamis (21/11/2013), Hanifah juga menceritakan cara pembuatan abon yang kini diberinya nama Abon Ikan Raja Pantura. Yakni ikan tongkol dicuci terlebih dulu, lalu dikukus selama kurang lebih 1 jam. Setelah masak, ditiriskan dan biarkan dingin.
Ikan yang sudah benar-benar dingin, langsung dihaluskan dan diberi bumbu sesuai resep, seperti bawang merah dan putih, jinten, ketumbar dan jeruk. Setelah bumbu tercampur, adonan digoreng selama hampir 2 jam. Adonan yang sudah matang dan kering, dimasukkan dalam alat peniris minyak selama kurang lebih 20 menit, dan adonan siap dikemas. “Bumbu harus sesuai ukuran dan resep, adapun rasa tergantung permintaan. Biasanya gurih, pedas, asin dan original,” ungkapnya.
Selama ini pemasaran abon ini tidak mengalami kendala. Karena sudah memiliki 2 toko langganan dan tokonya sendiri yang cukup besar dapat menampungya. Sedangkan untuk pengenalan produk selama ini baru mengikuti pameran yang diselenggarakan PT. Semen Indonesia maupun Pemkab Tuban. Sedangkan pemasaran luar kota, sampai saat ini belum dilakukannya dengan banyak faktor kendala terutama transportasi.
Namun Siti Hanifah memiliki cara sendiri untuk mengatasi kendala pemasaranya. Yakni memasarkan produknya melalui internet. Seperti menawarkan melalui jejaring sosial Facebook. Bahkan sudah merambah pada penjualan online. “Saya juga menjual melalui sitem online, kadang juga promosi di facebook dan dunia maya sosial lainnya,” lanjutnya.
Saat ini omset usaha abon ini mampu mendapat laba bersih sebesar Rp. 1,5 juta. “Kalau bisa Semen Gresik mengadakan pelatihan lagi sekaligus cara menjual. Selama ini sudah bagus dan bisa untuk nambah pendapatan,” harapnya.
Kasi Hubungan Internal dan Media Luar Jakarta, PT. Semen Indonesia, M. Faiq Niyazi saat dikonfirmasi terkait kendala ini mengatakan dia akan berkoordinasi dengan pihak yang membidangi Usaha Kecil Menengan (UKM). Agar mengikutsertakan produk unggulan abon ini dalam pameran di tingkat Nasional.
“Seperti pameran di Jakarta dan Bandung. Sebelumnya kami juga sudah membawa UKM lainnya. Hasilnya bisa maksimal, dan usahanya mempunyai nama dan pasca pasar. Kita akan pamerkan pembuatannya dan juga penjulannya, ” ungkapnya. (han)