Wereng dan Emprit Hantui Petani Tuban

TUBAN

DIBAYANGI PUSO: Salah satu sudut hamaparan persawahan di Desa Sengdanghaji yang terancam gagal panen, Kamis (29/01/2015) pagi.
DIBAYANGI PUSO: Salah satu sudut hamaparan persawahan di Desa Sengdanghaji yang terancam gagal panen, Kamis (29/01/2015) pagi.

seputartuban.com-Nelangsa petani di Kabupaten Tuban kian ngelangut. Setelah awal masa tanam dipusingkan soal pupuk yang mendadak seperti barang langka, kini kaum agraris itu dibayangi puso atau gagal panen akibat serangan wereng dan gerombolan burung emprit.
Akibatnya, meski bulir padi yang sudah mulai menguning namun tidak ada isinya alias hampa.  Setidaknya puluhan hektar tanaman padi di Kecamatan Merakurak diprediksi gagal panen, mengingat bulir padi yang telah memasuki proses pembuahan dalam kondisi rusak.

Selain karena digerogoti batang dan daunnya oleh wereng, padi yang sudah mulai berisi habis diserang pasukan burung emprit yang jumlahnya mencapai ratusan dalam tiap kelompok.

Berbagai upaya sudah dilakukan mulai menyemprot dan menghalau kawanan emprit untuk menyelamatkan tanaman padi, namun seperti sia-sia. Satu-satunya cara untuk menyelamatkan sisa wereng dan kawanan emprit,  para petani di Kecamatan Merakurak mengambil langkah dengan melakukan panen paksa.

HERY PRASETYO: Jika terjadi gagal panen, kita akan berikan bantuan benih kepada para petani.
HERY PRASETYO: Jika terjadi gagal panen, kita akan berikan bantuan benih kepada para petani.

Caranya, para petani memilih untuk melakukan panen lebih awal agar tanaman padi yang ada tidak semakin habis karena serangan hama tersebut.

“Kita memilih untuk memanen lebih awal agar tanaman padi tidak habis dimakan hama,” kata  Imam Sutikno, seorang petani di Desa Sendanghaji Kecamatan Merakurak, seraya merenungi nasibnya yang getir, Kamis (29/01/2015) pagi.

Sementara sejumlah petani lainnya di Desa Tuwiri Wetan dan Desa Mandirejo, menuturkan musim rendengan (penghujan) semula optimis bisa meraih hasil maksimal. Tanda-tanda baik itu terlihat saat tanaman padi memasuki usia 40 hari sangat normal. Terutama dari sisi pertumbuhan yang ditandai dengan hijau daun serta perkembangan tanaman anakan.

“Namun menjelang padi berbuah mandadak diserang hama. Kondisi ini makin diperparah dengan kawanan burung emprit yang jumlahnya ribuan menyerang tanaman padi,” keluh Ahmad disamping petani lainnya saat melakukan panen dini di Desa Sendaghaji.

Menanggapi realita getir itu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tuban, Hery Prasetyo, langsung menurunkan petugas pengamat hama untuk melakukan pendataan terhadap tanaman padi yang saat ini diserang hama wereng ini. Selain mendata populasi serangan hama juga mencatat luasan lahan yang terdampak.

Menurut dia, guna menanggulangi hama tersebut pihaknya akan meberikan bantuan kepada petani untuk melakukan penyemprotan,

“Jika terjadi gagal panen, kita akan berikan bantuan benih kepada para petani,” tegas dia. MUHLISHIN