Wanita Tuna Netra Dan Rungu Hamil 5 Bulan, Lelakinya Dipolisikan

TUBAN

Dihamili
LAPOR :NS saat di Mapolres Tuban usai melaporkan kejadian yang menimpanya

seputartuban.com – NS (21), warga Kecamatan/Kabupaten Tuban harus menanggung malu. Pasalnya, wanita tuna netra dan tuna rungu hamil 5 bulan tanpa ikatan pernikahan. Dirinya beserta keluarganya melaporkan kejadian ini ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (UPPA) Mapolres Tuban.

Salah satu sepupunya NS, DR saat dikonfirmasi di Mapolres Tuban, Minggu (05/05/2013) mengatakan dirinya baru mengetahui kehamilan sepupunya setelah diperiksakan ke Puskesmas. Awalnya mengira bahwa perutnya besar akibat tidak lancar Buang Air Besar (BAB). Karena sebelumnya, siswi yang duduk dibangku kelas 4 SDLB Negeri Tuban itu mengeluh sakit perut. Dan juga, selama 2 minggu belum BAB.

Kemudian ibu NS (Skm),  yang kesehariannya juga hidup bersama NS memberikan obat pelancar BAB. Namun perut NS tidak kunjung kempes dan tetap besar. Merasa khawatir dengan keadaan NS, pihak keluarga memeriksakan keadaannya ke Puskesmas Tuban. Kaget, setelah hasilnya menyatakan bahwa, NS sedang hamil 5 bulan.

Kemudian pada pertengahan bulan April 2013 lalu, pihak keluarga menanyakan siapa orang yang menghamili NS. Dari pengakuan NS, akhirnya terbongkar, bahwa yang menghamilinya adalah lelaki berinisial AG (24) warga Desa Gemulung, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban.

Setelah mengetahui siapa pelakunya, keluarga NS mengajak untuk menyelesaikan secara kekeluargaan. Tepat pada (16/04/2013) keluarga NS berniat melamar AG. Namun niat baik tersebut ditolak oleh keluarga AG. Dengan alasan, orang tua AG tidak merestui. Setelah ditunggu hampir 15 hari, keluarga AG belum mnunjukkan iniat baik. Akhirnya, kejadian tersebut dilaporkan oleh kepolisian. “Keluarga saya pernah melamar kesana, namun ditolak. Katanya nunggu aja, sampai urusan selesai. Sampai sekarang tidak jelas, ” katanya.

Kaur Bin Ops (KBO) Sat Reskrim, Polres Tuban, Iptu Budi Friyanto saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya masih melakukan pemeriksaan dan pendalaman kasus ini. “Kita masih kesulitan mengorek data dari pelapor, karena dia tuna netra dan rungu. Kita harus punya penerjemah bahasa dulu,” ungkapnya. (han)