TAMBAKBOYO
seputartuban.com – Nur Ikhsan (34), warga Dusun Muncup, Desa Cokrowati, Kecamatan Tambakboyo, Kabupaten Tuban, kreatif. Yakni mengubah dieselnya yang semula menggunakan bahan bakar bensi diganti Elpiji.
Saat ditemui disawahnya, Minggu (28/04/2013), Nur Ikhsan menceritakan ide kreatifnya ini. petani 2 anak ini memutar otak untuk menekan biaya tanamnya. Dengan memodifikasi dieselnya yang dipakai memompa air ke sawah. Yang semula berbahan bakar bensin dirubah berbahan bakar elpiji. Hal ini dapat mengurangi biaya bertaninya.
Menurut Ikhsan, 1 tabung elpiji bisa menghidupkan diesel ukuran 5 PK selama 11 jam. Setara dengan penggunaan bensin sebanyak 10 liter. Apabila harga bensin eceran senilai Rp. 5000 per-liter, dalam sekali pengairan harus membutuhkan biaya sejumlah Rp. 50 ribu. Bila 1 tabung elpiji seharga Rp. 15 ribu, dirinya dapat menghemat biaya hingga Rp. 35 ribu.
Untuk mengairi sawah seluas 500 meter persegi miliknya, dilakukan 3 kali dalam seminggu. Jika dihitung dalam sekali masa tanam, maka harus dilakukan pengairan sebanyak 48 kali. Atas ide kratifnya ini, Ikhsan mampu menghemat Rp. 1.680.000 dalam sekali masa tanam untuk kebutuhan pengairan.
“Kalau begini kan lumayan dapat menghemat biaya. Dan uangnya bisa kita belikan untuk keperluan lainya. Ya otak-atik sendiri, alhamdulillah kok jadi,” ungkap Ikhsan.
Untuk mengubah diesel menjadi berbahan bakar elpiji, membutuhkan tambahan beberapa hal. Yakni komponel regulator, selang regulator, stop kran, besi lobang ban dalam dan clip.
Caranya, regolator terlebih dulu disambungkan dengan selang, stop kran dan besi lobang ban dalam yang direkatkan oleh clip. Setelah semua rangkaian terpasang, besi lobang pada ujung selang di masukkan disaluran udara karburator diesel yang sudah dlobangi sebelumnya.
Kemudian regulator ditancapkan pada tabung elpiji. Diesel bisa digunakan, setelah dilakukan penyetelan stop kran antara pengeluaran gas elpiji dan diesel. Sedangkan biaya dari kebutuhan ini hanya Rp. 55 ribu. Yakni untuk pembelian regulator sebesar Rp. 35 ribu, Stop kran seharga Rp. 11 ribu, selang Rp. 7 ribu dan 2 buah clip Rp. 4 ribu.
“Lebih irit dan efisien biaya bila menggunakan alat ini. Saya awalnya dikasih tau sama temen, terusa saya praktekkan. Lebih murah hampir Rp. 35 ribu,” ungkapnya. (han)
Wow, keren…
Salut buat mas Nur Ikhsan, semoga ilmunya bisa diaplikasikan oleh yg lain.
Inovatif 🙂
wah hebat… seorang petani bisa punya inovasi, merubah diesel dg bahan bakar premium menjadi bahan bakar LPG,
Tapi sayang LPG sering telat dan nggak ada perhatian dari Pemerintah