Terkendala Biaya, 20 Tahun Menderita Glaukoma Belum Dioperasi

MERAKURAK

seputartuban.com – Ruabjir (31), warga Desa Bogorejo, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban harus menahan sakit glukoma dikedua matanya hampir 20 tahun. Sejak berumur 11 tahun dia divonis dokter menderita penyakit ini. Penyakit ini meyerang perlahan hingga membuat pandangan matanya kabur, bahkan dapat menyebabkan kebutaan permanen.

CSR Semen Indonesia
GRATIS : Pengobatan gratis yang dilakukan PT Semen Indonesia di Balai Desa Bogorejo

Saat ditemui, Rabu (15/1/2014), diacara pengobatan gratis dari PT Semen Indonesia di Balai Desa Bogorejo, dia mengaku sudah beberapa kali mengobatkan kedua matanya. Pernah dilakukan operasi pada tahun 2010, namun hasilnya tidak memuaskan. Sempat terbesit untuk membiarkan penyakit yang dideritanya.

Rasa putus asa itu muncul akibat berbagai pengobatan yang dilakukannya, belum membuahkan hasil. Karena penyakitnya, Ruabjir hany bisa bekerja ternak ayam dirumahnya. “Ternak ayam di rumah mas. Hanya kerja itu yang saya bisa. Mau kerja apa lagi, matanya ini lho harus melihat jarak dekat, ” ucapnya.

Karena keterbatasan biaya, dia belum bisa mengoperasikan secara medis kedua matanya. Hasil pemeriksaan tim medis pengobatan gratis, dia menderita Glukoma stadium 2.  “Tadi saya diperiksa oleh dokter. Hasilnya glaukosa ini sudah diatas katarak. Saya disarankan untuk meminta rujukan surat dari desa sebagai persyaratan membuat Jamkesmas. Kalau bisa ya dioperasikan gratis,” katanya.

Kepala Desa Bogorejo, Sudarno (59), saat dikonfirmasi di kantornya mengatakan bahwa pihaknya sudah mengusakan kepada semua warganya. Dengan dibuatkan surat rujukan pembuatan Jamkesmas atau lainnya. Tujuannya, agar bisa memperoleh hak kesehatan dan pengobatan.

Ditanya adanya bantuan pengobatan ini, pihaknya sangat berharap agar secara rutin tetap dilakukan. Sehingga seluruh warga tanpa kecuali bisa berobat gratis. Tidak hanya dilakukan pada siang hari, namun juga bisa malam hari. Alasannya, warga yang bekerja menjadi buruh tani, atau lainnya bisa menikmati pengobatan ini. “Kebanyakan bekerja jadi buruh tani, kuli dan swasta. Kalau siang hari banyak yang tidak ikut pengobatan. Setahun 2 kali pengobatan dari Semen Gresik ini,” ujarnya.

Terpisah, Dokter Rumah Sakit PT. Semen Indonesia, Dr. Bagus Prayogi, saat dikonfirmasi mengatakan bahwa, pengobatan gratis ini diikuti 300 warga. Terkait adanya warga yang hendak melakukan pengobatan khsusu, seperti katarak atau Glaukosa, harus dilakukan pemeriksaan intensif lebih dulu.

“Pengobatan ini ditujukan untuk seluruh warga. Yang sakit katarak dan glaukosa sudah diperiksa dan kita sarankan berobat kepada rumah sakit pemerintah. Kita pemeriksaan dan pengobatan ringan, ” ungkapnya. (han)