KEREK
seputartuban.com – Asrofiati (26), warga Desa Gaji, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban diduga menjadi korban mall praktek. Memastikan akan melaporkan kejadian yang menimpanya ke polisi.
Saat dikonfirmasi di rumahnya, Sabtu (13/07/2013) mengatakan bahwa, selama ini pihak Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (NU) dianggap tidak berbuat baik kepadanya. Karena biaya pengobatan usai menjalani operasi yang diduga terjadi mall praktek itu tidak kunjung diganti. Padahal dirinya sudah dijanji pihak RS. NU bahwa akan diberi uang pengganti pengobatan.
Namun sampai saat ini pihak RS. NU hanya memberikan Sembako. Diantaranya, Mie 2 bungkus, Pemanis Rasa 2 botol. Beras 5 Kg, The kotak 1 bungkus, kopi 1 bungkus, Kecap 1 Kg dan Minyak goreng 5 Kg. Pemberian tersebut dinilai pihak keluarga sangat mengecewakan. Karena biaya yang dikeluarkannya lebih besar dari pemberian tersebut.
Sebagai barang bukti, Asrofiatin menunjukkan barang bukti berupa kain kasa. Bahwa operasi yang dilakukan salah satu dokter di RS. NU itu masih meninggalkan kain tersebut dialat kelaminya. Barang ini rencananya akan dibawa ke pihak kepolisian. Apabila tidak ada iktikad baik sesuai janjinya oleh pihak RS. NU. “Katanya mau mengganti biaya pengobatannya. Tapi kenyataannya sampai saat ini tidak diberi. Kalau begini ya dilaporkan polisi saja, ” ujarnya.
Terpisah, Direktur RS. NU Tuban, Didik Suharsoyo saat dikonfirmasi melalui ponselnya tidak menjawab. Bahkan saat dikonfirmasi melalui pesan singkat juga tidak ada balasan.
Diketahui dari pemberitaan sebelumnya, Asrofiatin usai menjalani operasi di RS NU dengan dokter Utami Luwih Asih, spesialis kandungan. Usai opersai dan diperbolehkan pulang, ibu muda ini merasakan nyeri dan mengalami keputihan. Kondisi ini sudah diperiksakan ke dokter yang mengoperasi medis dia tersebut.
Kemudian pada akhir Juni lalu, dia ke Puskesmas Gaji untuk memeriksakan kondisi kesehatanya yang tidak kunjung membaik. Dan setelah diperiksa ternyata didalam alat kelaminnya terdapat kasa yang sudah terbungkus oleh darah.
Kemudian pada (01/07/2013) kasa tersebut diambil oleh bidan Puskesmas bernama Pujiati. Diduga kasa tersebut dipakai untuk menyumbat pendarahan saat dilakukan operasi. Namun tertinggal hingga menyatu dengan darah. (han)