TUBAN
seputartuban.com – Seorang pemuda harus menjalani perawatan di ruang Lili No 12, Rumah Sakit Medika Mulia, Tuban, Senin (12/08/2013). Remaja bernama Ryan Kurniawan (17), warga Dusun Gowah, Desa Blimbing, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, menderita luka akibat pukulan, di bagian kepala dan jarinya, dan juga luka lebam di lengan kirinya, karena dikeroyok sekelompok orang yang memakai cadar atau penutup wajah pada senin (12/08/2013) dinihari.

Ryan saat ini masih berbaring lemas di rumah sakit, dengan luka pada bagian kepala dan juga di jari kirinya. Selain itu pada kedua lenganya juga tertancap 2 jarum infus serta selang oksigen untuk membantu pernafasanya.
Saat ditemui oleh seputartuban.com, Ryan dijaga oleh kedua orang tuanya, yakni Suyakin (44) dan Muniroh (38). Muniroh. Ibunya mengatakan bahwa dirinya mengetahui anaknya terluka dari tetangganya. Saat itu, dia sudah mengetahui anaknya dirawat di Puskesmas Blimbing, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan.
Menurutnya, anaknya dipukuli oleh sekelompok orang yang menggunakan cadar dan penutup kepala saat di lokasi kejadian. Selanjutnya, korban baru ditolong oleh warga sudah dalam keadaan terluka berat.
“Saya tahunya kalau dikeroyok itu dari keterangan warga. Katanya dipukuli sama orang. Saat anak saya sadar juga bilang kalau sempat dipukul menggunakan kayu mengenai lengan kanannya, ” ujarnya.
Ditanya luka pada anaknya, ibu 2 anak itu mengatakan, Ryan mengalami luka pada kepala bagian kiri. Diduga akibat dipukul dengan benda tumpul. “Kukunya juga copot, katanya (Ryan) digunakan menangkis pukulan, ” tambahnya.
Namun saat ditanya siapa pelaku pemukulan, dirinya tidak mengetahui secara pasti. Alasannya, saat bertanya pada anaknya (Ryan), hanya mengatakan dirinya dikeroyok 4 sampai 6 orang yang menggunakan penutup kepala.
Sebelumnya, anaknya berpamitan kepada dirinya untuk berangkat bermain dan ke warung, Minggu (11/08/2013) sekitar habis magrib. Selanjutnya, sepulang dari warung, dirinya berboncengan dengan temannya, bernama Novin (17), warga yang sama dengan korban, menggunakan sepeda motor.
“Habis magrib berangkat dari rumah. Memang anak saya ini temannya juga ada yang anggota Front Pembela Islam (FPI), tapi anak saya bukan FPI. Saat takbiran kemaren ada tawuran FPI dengan warga. Mungkin anak saya ini diduga anggota FPI, jadi salah sasaran,” ungkapnya.
Pengeroyokan terhadap remaja yang hanya lulusan Sekolah Dasar (SD) ini, terjadi sesaat setelah terjadinya bentrokan yang diduga antara Front Pembela Islam (FPI) dengan warga di wilayah desa tersebut, senin (12/08/2013) sekitar pukul 01.00 dinihari. Diduga korban merupakan korban salah sasaran yang mengira bahwa korban adalah anggota FPI, padahal korban bukanlah anggota FPI. Namun korban memang pernah bekerja kepada salah seorang anggota FPI. (han)