Protes Pembangunan RA, Ratusan Warga Datangi Balai Desa

Penulis : Hendra Tonik

WIDANG

seputartuban.com – Untuk melakukan protes pembangunan gedung Raudlatul Athfal (RA) atau setingkat TK, ratusan warga Desa Kujung, Kec. Widang, Tuban mendatangi balai desa setempat, Rabu (27/06/2012).

Aksi yang berlangsung sejak pukul 14.00 WIB hingga petang ini merupakan bentuk aksi aksi protes atas rencana yang telah disepakati dengan Kepala Desa setempat tentang pembangunan gedung RA yang berada satu komplek dengan masjid setempat.

Rencananya pembangunan gedung RA ini akan menggunakan dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). Dengan lokasi satu kawasan dengan Masjid setempat. Warga yang protes beralasan bahwa lokasi masjid sudah tidak layak didirkan bangunan lagi, karena dinilai sudah sempit.

Koordinator Aksi, Beni Mujianto (22), kepada seputartuban.com, mengatakan dirinya bersama beberapa warga lainya tidak mengharapkan Kepala desa salah dalam mengambil keputusan. “ Silahkan kalau mau
mendirikan bangunan gedung RA yang baru, Cuma yang jadi soal, jangan dilokasi masjid ini. Kalau sampai rencana ini tetap dilakukan tanpa persetujuan dari masyarakat, maka kami akan menggelar aksi yang lebih besar lagi,” ancam Abdi.

Sedangkan menurut Ahli waris tanah yang sekarang didirikan Masjid Jami’ Desa Kujung, Imam (41) terkesan pasrah dan dirinya menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah desa dan masyarakat. “ Semoga pihak desa bisa mengambil keputusan yang terbaik, yang penting semua warga legowo,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Kujung, Sugito, membenarkan adanya rencana pembangunan RA dikawasan masjid tersebut. Dan pihaknya juga sudah mendiskusikan dengan beberapa pengurus Yayasan yang mengelola RA Muniroh tersebut. Dia berjanji untuk tidak akan mengecewakan warganya, dan akan mengabulkan apa yang menjadi tuntutan warga.

“Selama ini ditengah-tengah masyarakat jarang ada gejolak, kali ini tentunya akan menjadi pelajaran bagi saya selaku Kepala Desa untuk bersama-sama mencari solusi yang terbaik agar masalah ini segera diselesaikan dengan baik tanpa ada pihak yang dirugikan,” jelasnya.

Dia juga menambahkan, terkait dengan tuntutan warganya, pihaknya bersama Pengurus Yayasan telah berkoordinasi dan mengambil sebuah kesepakatan untuk menuruti keinginan warga. Agar tidak terjadi masalah dikemudian hari yang akan merugikan berbagai pihak.

“Pendirian gedung ini perlu sekaligus penting. Walau bagaimanapun kami tetap akan berupaya untuk membangunya, Karena ini berkaitan dengan pendidikan. Akan tetapi, dengan gejolak yang timbul, kami akan memilih lokasi di luar wilayah masjid, akan ada lokasi baru yang nantinya bisa dipakai untuk kemaslahatan bersama ini,” pungkasnya.

Foto : Warga saat melakukan protes di Balai Desa setempat