Penulis : Hanafi
TUBAN
seputartuban.com – Sekitar 50 aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Tuban, Senin (10/12/2012) melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung Dewan Perwakilan Rakayat (DPRD) Kabupaten Tuban.
Aksi diawali dari kawasan Jl.KH Mustain Tuban. Selanjutnya para aktivis melakukan aksi jalan kaki menuju kantor dewan melalui Jl. Basuki Rachmat. Kemudian melakukan orasi dengan membentangkan spanduk bertuliskan “Indonesia Berduka”.
Dalam orasinya, Koordinator Aksi, Agus Budi Hermawan (26), mengatakan bahwa, banyaknya penanganan kasus yang terkatung-katung dan tidak terselesaikan hingga saat ini.
Ketua Pengurus Cabang PMII Tuban, juga mengutarakan beberapa kasus yang belum terselesaiakan. Seperti kasus korupsi Pakain Seragam Harian (PSH) Pegawai Negri Sipil (PNS) pemkab Tuban. Hingga saat ini selama 2 tahun belum diselesaikan. Tuntutan yang ke-dua adalah terkait kunjungan kerja ( Kunker) anggota dewan ke 5 negera.
Selain itu, mahasiswa juga menyoal penambahan anggaran dana dalam RAPBD 2013 untuk pembangunan Pendopo Krido Manunggal Tuban, sebesar Rp. 5 Milyar harus dihapus. Adapun kasus nasional yang disoroti adalah korupsi pembangunan Wisma Atlit Hambalang.
“Saya ingin ditemui anggota DPRD, Tuban. Sebelum itu kami tidak akan beranjak dari sini. Kami menuntut agar kasus yang sedang terjadi di Tuban bisa diselesaikan. Pembanguanan yang molor agar diselesaikan dan penambahan dana itu berarti rencana tidak matang, jangan sampai diberi tambahan dana,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini, perwakilan aktivis ditemui oleh anggota Komisi C DPRD Tuban. Salah satunya M. Musa menjelaskan pihaknya sudah dibahas ulang terkait penambahan anggaran pembangunan Pendopo. Dan soal Kunker ke Luar Negeri, Fraksinya meski jika tetap dianggarkan tidak akan menggunakanya. “Saya juga tidak setuju Kunker luar negeri. Untuk penambahan dana pembangunan akan ditinjau ulang, ” ungkap politisi Partai Golkar ini.
Foto : Aktivis PMII saat melakukan aksi jalan kaki menuju DPRD Tuban