Penulis : Muhaimin
RENGEL
seputartuban.com – Nama Wakil Bupati Tuban, Noor Nahar Hussein sedikit tercoreng akibat ulah adik sepupunya yang ditangkap anggota Sat Reskrim Polres Tuban karena menggelar judi remi. Peristiwa penangkapan ini bermula dari informasi masyarakat adanya judi remi yang dilakukan disalah satu toko kosong di Desa Sumberejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban.
Berawal dari informasi tersebut, kemudian Unit II Sat Reskrim Polres Tuban melakukan pengintaian. Dan hasilnya diketahui bahwa setiap malam mulai pukul 23.00 WIB sampai pagi, di toko milik Muhammad Ali Imron (44), yang juga mantan Kades setempat itu digunakan judi remi.
Kemudian pada Senin (1/10/2012) pukul 00.15 WIB, dilakukan penangkapan dilokasi judi remi di Dusun Lampah, Desa Sumberejo, Kecamatan Rengel. Dan berhasil diamankan pemilik toko, Muhammad Ali Imron yang juga adik sepupu Wabub Tuban tersebut. Selain itu, juga diamankan seroang perangkat desa setempat yakni Kasi Kesra, Mafud (34), Dan Beni Sujoko (39) warga setempat.
Selain itu, Polisi juga berhasil mengamankan barang bukti berupa 1 set kartu jenis remi dan uang taruhan sebesar Rp. 78 ribu. Dan kasus ini masih ditangani Unit II Sat Reskrim Polres Tuban untuk dilakukan penyidikan lebih lanjut.
Kasub Bag Humas Polres Tuban, AKP Noersento saat dikonfirmasi, Selasa (2/10) mengatakan bahwa hingga saat ini masih mendalami kasus ini. “masih dilakukan penyidikan lebih lanjut, untuk para tersangka berikut barang bukti sudah kita amankan,” jelasnya.
Informasi kebenaran bahwa sang mantan Kades tersebut adalah masih kerabat orang nomor dua dibumi Ronggolawe ini dari penuturan salah satu keluarga Wabup kepada seputartuba.com. Saat dihubungi, pria tersebut membenarkan bahwa Muhammad Ali Imron adalah masih sepupu Wabup. “ Bapaknya mantan Kades itu adik dari bapaknya pak Noor (Noor Nahar Hussein), dan adiknya mantan Kades itu juga dinikahi adiknya pak Noor,” ungkapnya.
Terpisah, Wakil Bupati Tuban, Noor Nahar Hussein saat dikonfirmasi melalui ponselnya terkait kerabatnya yang ditangkap polisi ini tidak mendapatkan jawaban.
Foto : ilustrasi tribunnews
tolong jangan membawa-bawa nama orang yang tidak ada sangkut pautnya dengan pelaku kejadian bapak, saya juga orang jurnalistik, masalah ini murni oknum, jadi tolong jangan diperlebar dengan menyebut sampai beberapa kali dalam satu redaksi nama Noor Nahar husein, semua kejadian ini tidak ada kaitannya… trima kasih.
tolong berita jangan dipolitisir, semua ada kode etikknya, nama kenapa tidak ditulis inisial saja, adapun kejadian ini adalah murni oknum dan kronologisnya juga cuman untuk main-main sambil nunggu pemutaran wayang, adapun uang itu adalah kembalian dari membeli rokok dan kopi yang memang kebetulan saat didatangi polisi uang itu belum sempat di taruh kembali dalam dompet, mohon jangan dipolitisir..
trima kasih
kalo memang untuk transparansi dan penegakan hukum kenapa kita alergi….? justru kita harus bersyukur manakala media sudah mulai berani terbuka untuk menyuarakan,kalo hanya sepupu dan bukan Pak Noor Nahar ngapain sih harus kebakaran jenggot….? disinilah kita bisa melihat apakah pak Wabup intervensi atau malah mendukung penegakan hukum
penegakkan hukum apa, wong itu kasus titipan politik,liat aja lah perkembanganannya, kental sekali muatan politiknya.. 78rb kembalian rokok, eh apa polisi kerjanya ngurusi masalah sepele gituan dan tkp nya di warung lagi yang banyak orang disitu lagi nonton wayang.. semoga aja pelapornya dilaknat oleh Allah dengan hukuman yang setimpal.
terlepas dengan siapa wabubnya mas jolodot.
saya tidak mempermasalahkan penyebutan nama wabub, tapi keberadaan kasus ini yang sarat politis…
saya bisa membaca karena saya adalah orang yang berada di desa itu sebagai masyarakat telah terbentuk opini public, saya sepakat dengan galuh, semoga semua orang yang terlibat dalam rekayasa jebakan ini dilaknat oleh Allah, Amin…
Galuh….. kenapa sih harus dikaitkan dg politik…..? sepertinya anda alergi dg politik nih
Ragajati…… kalo memang anda warga situ dan merasa ini adalah jebakan politik , kenapa anda tdk menggoyang kepolisian dg mengadakan pressure massa…?
capek dehhhhhh,.
Maling ya maling,
Pejudi ya tetap pejudi,
Walaupun berapapun nominal uangnya yang namanya judi tetap aja judi.