Penulis : Edy Purnomo
TUBAN
seputartuban.com- Hadi (28), warga Desa Ngrayung, Kecamatan Plumpang, ini setiap harinya berdagang burung yang dia dapatkan dari hasil menjerat di beberapa hutan yang ada di Tuban.
Ditemui seputartuban.com, pada Selasa (24/04/2012) disekitar hutan pakah, pria ini mengaku setiap hari sejak pukul 1 siang. Karena paginya dia harus menitipkan burung tangkapanya kepada seorang pedagang yang berada di pasar Babat Kabupaten Lamongan.“saya berjualan sudah lama,” ujar Hadi mengawali ceritanya.
Pria yang saat ini mempunyai satu anak ini mengaku bahwa pekerjaanya sama sekali tidak bisa diandalkan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Selain karena jumlah pembeli yang sedikit, juga karena variasi jenis burung yang tidak sebanyak dulu akibat kondisi hutan yang semakin rusak.
Saat ditanya tentang penghasilan perharinya, Hadi mengaku bahwa setiap uang yang dia dapatkan harus dia bagi dengan teman yang membantunya menangkap hasil buruan. Sehingga penghasilan tertingginya yang terkadang hanya mencapai Rp. 50.000 harus dibagi dengan temanya.
Namun yang lebih sering dia tidak mendapatkan hasil apa-apa, karena para pembeli lebih tertarik membeli burung yang sudah bisa berkicau dari pada hasil hutan yang masih alami. Selain karena harganya yang lebih mahal juga karena varian jenis burung hutan yang disediakan semakin sedikit. “rata-rata mereka hanya melihat, tanpa menawar langsung pergi,” ujar Hadi.
Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan yang semakin mendesak. Hadi mengaku lebih sering menjadi buruh disawah yang perharinya hanya mendapatkan upah sekitar Rp. 30.000. Sedangkan istrinya tiap hari bekerja dengan menjadi buruh disalah satu pabrik rokok yang ada di Tuban.
Hadi berharap buah hatinya yang sekarang baru berusia tiga tahun itu kelak bisa hidup lebih layak. Untuk itu dia rela bekerja keras bersama istrinya demi masa depan putrinya.