TUBAN
seputartuban.com – Pasien tumor yang dirujuk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. R Koesma Tuban ke RSUD dr. Soetomo Surabaya ditolak untuk dirawat iunap.

Sungadi (50) warga Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban. Sebelumnya sudah periksa di RSUD Tuban pada Mei 2013. Oleh dokter yang mananganinya, dia didiagnosis menderita sakit tumor colon pada perutnya. Setelah menjalani rawat inap beberapa hari, tidak ada kesembuhan. Sekitar 2 bulan kemudian, Juli 2013, pihak keluarga membawanya ke rumah sakit Dr. Soetomo, Surabaya. Namun karena terbentur biaya, pengobatan yang hanya 1 minggu itu belum juga membuat sakit yang diderita sembuh.
Kemudian pada November 2013, Sungadi kembali berobat di rumah sakit plat merah milik Pemkab tuban itu. Selama 4 hari ditangani oleh dr. M. Muhaimin. Oleh dokter spesialis bedah Onkoligi itu, disarankan untuk dirujuk ke rumah sakit Dr. Soetomo lagi. Alasannya, sakit tumor sudah masuk dalam stadium 3 dan harus dilakukan tindakan operasi.
Kemudian, melalui surat rujukan dari Poli Bedah Onkologi Nomor Register. 046539 tertera pengirim dr M. Muhaimin itu diberikan untuk pasien Sungadi. Tujuannya sebagai surat pengantar atau rujukan berobat ke RSUD dr. Soetomo. Namun bukannya mendapat perawatan hingga sembuh atau dioperasi, melainkan pasien dikembalikan dan tidak diperkenankan rawat inap.
Keponakan Sungadi, Nurul Huda (25), saat dikonfirmasi di RSUD dr. R. Koesma Tuban, Jum’at (22/11/2013) mengatakan bahwa, pamannya yang bekerja sebagai pemungut sampah itu menjalani pengobatan pada Senin (18/11/2013) lalu. Namun ternyata hanya diperbolehkan untuk rawat jalan. Padahal, menurut surat rujukan, diperbolehkan rawat inap dan operasi.
Huda juga menceritakan bahwa, penolakan yang dilakukan pihak rumah sakit dr. Soetomo karena kurangnya persyaratan pasien. Diantaranya, belum adanya CT Scan dari pihak rumah sakit asal dan Rongent diagnosa yang jelas. Kekurangan ini tidak sejak awal diberi tahu oleh petugas RSUD Tuban, sehingga pihak keluarga juga tidak mengetahuinya. Sehingga keluarga pasien merasa dirugikan dan kecewa dengan pelayanan yang terkesan asal-asalan ini.
Kemudian, keluarga pasien pulang dengan membawa kekecewaan. Usaha terus dillakukannya, kekurangan persyaratan kembali dimintanya dari RSUD dr. R. Koesma. Bertambah kesal, setelah CT Scan yang diperuntukkan untuk pasien tidak kunjung diperolehnya. Bahkan, pihak rumah sakit mengatakan mesin CT Scan sedang rusak dan tidak bisa dipergunakan. “Saya kecewa, kenapa sebelum berangkat ke surabaya tidak diberitahu dulu persyaratannya. Malah sekarang saya minta CT Scan katanya rusak. Padahal saya siap bayar, ” ujarnya kesal.
Terlihat, kedatangan salah satu kelurarga pasien itu didampingi oleh mahasiswa dari salah satu universitas yang ada di Kabupaten Tuban. Tujuannya, untuk menanyakan kejelasan untuk memperoleh CT Scan untuk pamannya itu. “Saya mau meminta kejelasan saja. Apa gratis apa bayar, katanya harganya Rp. 2 juta, ” lanjutnya.
Terpisah, Kabid Pelayanan Medis, RSUD dr. R. Koesma Tuban, Nur Hayati saat dikonfirmasi usai menemui keluarga pasien dan mahasiswa mengatakan bahwa pihaknya belum bisa memberikan jawaban pasti. Karena dia akan koordinasi terlebih dahulu dengan pihak manajemen dan dokter yang menangani langsung. “Nanti akan kami kabari lagi perkembangannya bagaimana. Pasti akan kami bantu, sudah tugas kami, ” tegasnya. (han)