Musim Hujan, Petambak Udang Vaname Mulai Resah

JENU

seputartuban.com – Musim hujan tiba membuat petani udang vaname resah. Pasalnya, intensitas hujan yang tinggi membuat udang vanamei mudah terserang penyakit. Diantaranya adalah penyakit mencret atau kotoran putih atau White Feaces Disease (WFD).

Was-was : Petani udang vaname mulai resah saat musim hujan. Karena udang rawan diserang beragam penyakit
Was-was : Petani udang vaname mulai resah saat musim hujan. Karena udang rawan diserang beragam penyakit

Penyakit udang mulai muncul karena cuaca tidak menentu. Serta campurnya air hujan yang kurang bersih membawa bakteri atau kuman. Hal ini membuat kondisi udang rawan diserang berbagai penyakit, salah satunya WFD.

Seperti yang dialami petani tambak udang, Mukhiyin (32), warga Desa Kaliuntu, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban. Kini dirinya sedang menanam 500 ribu udang vaname dengan luas lahan 1 Ha tambak.

Petani udang yang sudah menggeluti aktivitasnya 10 tahun lalu ini, menyebutkan saat musim hujan ini udang paling mudah diserang menyakit mencret atau diare. Terihat pada ekor udang mengeluarkan lendir.

Itu adalah kotoran udang yang menempel, kotoran tidak bisa lancar akibat kuman yang menempel pada makanan. Kondisi ini biasanya menandakan kalau dasar tambak dan perairan sudah sangat kotor dan pembentukan gas amoniak sangat tinggi.

Menurutnya, penyakit itu masih belum berbahaya, meski sebenarnya juga sangat mengkhawatirkan. Yang lebih perlu diantisipasi adalah sakit ekor merah (mio). Sakit ini tidak ada obat untuk mengilangkannya. Biasanya petani hanya menambahkan amino pada makanannya. Tujuannya agar rangsangan makan banyak dan udang tidak mati. “Di toko tidak ada obatnya. Kalau ada yang sakit mio kita ambil dan sterilkan ditempat penyembuhan,” lanjutnya.

Langkah untuk mengurangi penyakit, setiap 2 hari sekali pihaknya memberikan kalsium. Agar mengeraskan kulit udang supaya tidak mudah terkena penyakit. Lahan tambak juga diberi kapur pertanian, agar membuat hangat suhu air. Dengan itu, udang akan menyerap oksigen dan tidak mudah terserang flu.

“Setiap 3 hari sekali untuk umur udang diatas 30 hari justru diberi bakteri untuk menghancurkan kotoran di dasar tambak. Untuk udang dibawah 30 hari dibantu makan dari fermentasi katul untuk makanan, ” ungkapnya. (han)