Monyet Bektiharjo Tuban “Hidup” Lagi

SEMANDING

AMAN: Seekor kera tengah menikmati rehat siang di obyek wisata Bektiharjo, Senin (09/03/2015) siang. foto: WANTI TRI APRILIANA
AMAN: Seekor kera tengah menikmati rehat siang di obyek wisata Bektiharjo, Senin (09/03/2015) siang. foto: WANTI TRI APRILIANA

seputartuban.com-Kawanan monyet yang memilih kawasan obyek wisata pemandian Bektiharjo di Desa Semanding, Kecamatan Semanding, menjadi “rumah” beranak pinak, serasa menemukan kembali dunianya yang hilang.

Hal itu ditandai seiring terus berkembang biaknya hewan bersifat parafiletik di kawasan yang dulunya hanya pemandian warga setempat, sebelum menjelma menjadi destinasi Bumi Ronggolawe dengan sensasi kesegaran air alamnya tersebut seperti sekarang.

Staf pengelola Bektiharjo, Tri Wartini, mengatakan saat ini populasi kera di seputaran wisata yang berada 1 kilometer sebelah selatan situs Watu Gajah itu berjumlah 60 ekor.

“Antara tahun 2006-2007 monyet di sini hampir punah karena faktor usia dan migrasi. Jumlahnya tak lebih 15 ekor,” kata Tri, Senin (09/03/2015) siang.

Kondisi itu, sebut dia, secara tidak langsung berpengaruh pada tingkat kunjungan mengingat pemandian Bektiharjo sudah terlanjur lekat, bahkan bisa disebut identik dengan satwa liar berupa monyet.

Maklum, kawanan binatang yang sering disebut-sebut dengan “genetika” tersebut sudah ada bersama munculnya mata air Bektiharjo dari dari perut bumi, yang hingga kini belum ada catatan yang bisa mengkonfirmasi kapan tahun kejadiannya.

Menurut Tri Wartini, proses perkembangan biakan monyet itu berawal dari sumbangan warga dari luar Kabupaten Tuban yang prihatin dengan kondisi tersebut. Berkat sumbangan tiga ekor monyet itu kemudian berhasil dikembang biakkan hingga menjadi 60 ekor seperti sekarang ini.

Disinggung mengenai perawatan yang dilakukan, dia menjelaskan bahwa satwa yang berada di Bektiharjo tidak pernah mendapatkan perawatan secara khusus. Baik dari pihak Bektiharjo maupun dari Pemkab Tuban sendiri.

“Alhamdulillah, sampai hari ini beluma ada satwa yang mati akibat menderita penyakit serius,” tandas Tri yang mengiyakan jika keberadaan kera-kera itu seolah menjadi sisi misteri tersendiri.

Faktanya, suatu ketika kawanan kera tersebut hilir mudik dan berlarian di antara pengunjung atau bergelantungan dan berjumpalitan di pepohonan. Namun pada waktu tertentu bisa jadi kawanan monyet ini seperti hilang di telan bumi.

Kata dia, jika kera-kera itu tak ada di pemandian Bektiharjo mereka sedang berpindah tempat dan berkeliaran untuk mencari makanan di Petilasan Gembul yang keramat.

Lokasi Petilasan Gembul itu  sendiri berada sekitar 5 kilometer arah selatan Bektiharjo. Sementara sekitar 3 kilometer, juga arah ke selatan, terdapat wisata Watu Ondo yang unik dan eksotis. WANTI TRI APRILIANA