KEREK
seputartuban.com – Bagi para penghobi benda bertuah, perlu perlakukan khusus dalam merawat keris atau semacamnya. Diantaranya mencucinya saat bulan Suro atau Muharram seperti saat ini. Selain memerlukan cara khusus juga melakukan sejumlah ritual untuk menjaga barang peninggalan leluhur ini tetap terjaga fisik maupun mistisnya.

Dasmari (37), warga Desa Gaji, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, yang suka benda pusaka sejak kecil ini saat ditemui Selasa (05/11/2013), menceritakan dia memiliki cara tersendiri dalam memperlakukan keris koleksinya.
Dengan benda pusaka direndam selama 7 hari, dengan menggunakan air kelapa hijau, jeruk nipis matang, dan mengkudu. Kalau tidak ada air kelapa diganti dengan air legen asli. “Kalau awal bulan (suro) tidak bisa mencucinya, biasanya saya lakukan pada tanggal 10 muharram,” ungkapnya.
Bapak 2 anak ini juga mengatakan ritual mencuci hanya pada bulan Suro ini untuk menjaga nilai mistis yang terdapat dalam benda petuah ini. “biar yoninya (khodam/isi) tetap ada dan bentuk penghormatan kepada leluhur kita,” jelasnya.
Pria yang juga seorang pendekar pencak silat ini memiliki 5 buah tombak, 2 keris, dan 3 golok. Dia dapatkan dari tempat-tempat keramat. Dengan cara khusus untuk dapat mengambilnya. “kalau tidak jatahnya tidak bisa diambil. Ini warisan dari masa Kerajaan Singosari, Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Mataram,” ungkapnya. (lis)