Komisi B DPRD Sebut Disperpar Tuban “Asal Tempel”

TUBAN

 

CANCOKO: Program pariwisata yang dibuat kurang maksimal. Bahkan ada yang tidak memberikan  manfaat sama sekali.
CANCOKO: Program pariwisata yang dibuat kurang maksimal. Bahkan ada yang tidak memberikan
manfaat sama sekali.

seputartuban.com-Kendati tahun 2015 baru akan berakhir tiga bulan lagi, namun sejumlah komisi di DPRD Tuban sudah mengeluarkan raport kinerja untuk satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkungan Pemkab Tuban.

Raport penuh catatan merah diberikan Komisi B DPRD kepada Dinas Perekonomian danPariwisata (Disperpar) Pemkab Tuban.

Angka merah itu diberikan karena Komisi B menganggap lantaran Disperpar Tuban tidak memiliki konsep pariwisata yang jelas. Serangkaian program yang sudah berjalan dianggap “asal tempel” dan hanya sekedar menggugurkan kewajiban.

“Program pariwisata yang dibuat kurang maksimal. Bahkan ada yang tidak memberikan manfaat sama sekali. Ini terjadi karena lemahnya konsep sehingga tidak membuahkan hasil yang baik,” ungkap anggota Komisi B DPRD Tuban Cancoko usai menggelar rapat kerja agenda evaluasi dengan Disperpar di gedung dewan, Jumat (02/10/2015) siang.

Berkaitan itu, komisinya meminta kepada Disperpar Tuban untuk tahun anggaran 2016 program yang tidak jelas agar dihapus.

Menurut dia, seharusnya Disperpar tahu apa yang akan dicapai dengan program yang dibuat. Disperpar dianggap gagal mengembankan potensi destinasi. Padahal Kabupaten Tuban jumlah kunjungan wisatawannya terbesar nomor dua se Jawa Timur.

“Nyatanya Pamkab Tuban masih belum bisa mengembangkan potensi tersebut. Seperti Wisata Bektiharjo ya seperti itu-itu saja, berkembang tidak mati juga tidak, TWT yang dari dulu tidak ada kejelasan, dan banyak tempat-tempat wisata yang dibangun dengan anggaran besar tetapi tidak memberikan manfaat kepada daerah.” beber politisi Partai Demokrat ini.

Cancoko mengatakan, miskinnya konsep wisata ini membuat Kabupaten Tuban hingga saat ini belum memiliki ikon yang diunggulkan. Sebab yang ada dan banyak dikunjungi masyarakat hanya wisata religi saja.

“Dengan tempat-tempat wisata yang ada, seharusnya memberikan multi fleyer efek, baik itu terhadap Pemkab Tuban, masyarakat dan para pedagang yang ada,” tandas dia.

Hal itu, menurut Cancoko, karena kurangnya sumber daya manusia (SDM) pegawai yang dimiliki Disperpar Tuban.

“Saat ini memang banyak staf Disperpar Tuban yang ahli di bidang seni. Meski antara seni dan pariwisata ada keterkaitannya, tetapi harus dibedakan,” tandas dia.

Sementara Kepala Disperpar Tuban, Farid Achmadi, mengaku selalu optimis program yang sudah dibuat bisa membuat pariwisata di Bumi Wali berkembang.

Terobosan lain terus menggali dan mengembangkan potensi-potensi wisata yang ada sehingga bisa meningkatkan PAD. MUHLISHIN