Jangongan Kebangsaan Dandim Tuban, Perkuat Kebhinekaan Para Pendekar

seputartuban.com, MONTONG – Para tokoh pendekar silat di Kecamatan Montong dan Kecamatan Singgahan, Jumat (24/2/2017) malam berkumpul disalah satu tokoh Pendekar Siaga di Desa Guwoterus, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban. Untuk Jagongan Kebangsaan dengan Dandim 0811 Tuban.

KEBHINEKAAN PENDEKAR : Dandim Tuban, Letkol Inf Sarwo Supriyo saat menyampaikan pesan kebangsaanya, Jumat (24/2/2017) malam dihadapan tokoh lintas perguruan/organisasi silat dari Kecamatan Montong dan Kecamatan Singgahan, di Desa Guwoterus.

Para tokoh SH Terate, IKS PI Kera Sakti, Bunga Islam, Margaluyu 151, Pagar Nusa, Setia Hati dan sejumlah Mahasiswa pasca sarjana berdialog tentang nilai-nilai kebangsaan yang harus dikuatkan ditengah masyarakat. Salah satu caranya adalah melalui peran aktif para pendekar. 

Dengan modal ajaran luhur yang dimiliki, seharusnya para pendekar menjadi garda terdepan dalam menguatkan nilai-nilai kebangsaan ditengah masyarakat. Salah satunya meningkatkan kerukunan, serta menguatkan peranya dalam memberikan manfaat kepada lingkunganya.

Dandim 0811 Tuban, Letkol Sarwo Supriyo mengatakan peran tersebut seperti yang sudah dilakukan oleh para Pendekar Siaga. Gabungan pendekar SH Terate, IKS PI Kera Sakti, Margaluyu 151 dan Bunga Islam di Desa Guwoterus. Mereka tidak hanya rukun, namun melakukan pengabdian masyarakat. Diantaranya siaga kebangsaan, siaga Kamtibmas, siaga sosial, siaga anti narkoba dan 4 fungsi lainya. “Ini sebagai lem perekat bangsa. Saya sangat mengapresiasi dan perlu dikembangkan terus,” katanya.

TANDA MATA : Dandim 0811 Tuban, Letkol Inf Sarwo Supriyo saat menyerahkan cinderamata kepada koordinator Pendekar Siaga, Hery Prasetyo disaksikan ratusan tokoh lintas perguruan/organisasi silat, Kapolsek dan Danramil Montong

Dandim melanjutkan, perbedaan itu anugrah dan menjadi kekuatan besar jika dikelola dengan baik. Terbukti perbedaan yang disatukan, sudah membuat bangsa ini merdeka dari penjajahan. “Penjajahan saat ini tidak fisik saja, melainkan mental dan lainya. Kita harus peduli, jika tidak maka masa depan bangsa ini taruhannya. Karena bisa saja para pemimpin masa depan adalah dari anak bangsa yang sudah rusak jika kita tidak peduli mulai saat ini,” imbuhnya.

Dicontohkan, seperti bangunan Markas Kodim. Tidak ada bahan bangunan yang namanya Kodim. Yang ada adalah semen, pasir, besi dan lainya. Jika bahan bangunan itu terpisah, nilai manfaatnya kalah besar jika dibanding dengan penyatuan bahan bangunan itu dengan nama baru sebagai Kodim. Bukan diberi nama salah satu dari bahan bangunan tersebut. “Bersatu kita saling mengisi, saling membantu dan saling menguatkan,” tegasnya.

SEMANGAT KEBERSAMAAN : Para dewan pendiri Pendekar Siaga foto bersama dengan Dandim 0811 Tuban

Koordinator Pendekar Siaga, Hery Prasetyo mengatakan jika hanya rukun saja tidak cukup. Harus dapat memberikan manfaat kepada masyarakat. Karena jika hanya rukun, tidak perlu menjadi pendekar dan mendapat ajaran luhur juga dapat rukun. “Rukun saja tidak cukup bagi kami, harus lebih dari itu. Saat ini kami sedang mengerjakan pembangunan rumah warga miskin dengan swadaya masyarakat 100 persen,” jelasnya.
Melalui program Siaga Sosial itu tujuan utamanya adalah memberikan pendidikan kepada masyarakat untuk peduli sesama. Selain itu sebagai upaya kemandirian masyarakat untuk saling menguatkan kerukunan, ekonomi, sosial dan budaya. “Masyarakat harus aktif, jangan hanya menunggu dari pemerintah atau swasta saja. Kita belajar jadi wong Urip (orang hidup), tidak jadi urip-uripan (hewan),” ungkapnya.

Hadir dalam kegiatan itu, Kapolsek Montong, Danramil Montong, Staf Kecamatan Montong. Kepala Desa dan perangkat desa serta tokoh masyarakat. ARIF AHMAD AKBAR