Menurut Panwaskab, Inilah Sebab Banyaknya Golput

TUBAN

seputartuban.com – Besarnya jumlah masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim 2013. Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten Tuban (Panwaskab) menduga karena kurangnya sosialisasi KPU Kabupaten Tuban kepada masyarakat.

Linmas membawa kotak suara
MENGAMANKAN : Petugas Linmas mengantarkan kotak suara dari TPS ke Balai Desa

Pada Pilgub tahun 2008 jumlah Golongan Putih (Golput) atau ketidakhadiran warga sebanyak 443.603 pemilih atau  50.17 % dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang saat itu sebesar 884.119 suara. Sedangkan untuk Pilgub kali ini, Golput mencapai 446.001 pemilih atau 47.98% dari DPT sebesar 929.693 pemilih.

Ketua Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten Tuban (Panwaskab), Sullamul Hadi, saat dikonfirmasi, Jum’at (30/08/2013)mengatakan meski secara nominal jumlah Golput mengalami penurunan. Namu semangat masyarakat tidak datang ke TPS cukup besar. Hal ini menurut Sullamul Hadi diakibatkan kurangnya sosialisasi.

Kurangnya sosialisasi ini karena terkendala ini akibat tidak adanya anggaran bagi Panwaskab Tuban untuk Sosislaisasi. Sehingga mengakibatkan, kurang maksimalnya pengetahuan dan kesadaran warga untuk menggunakan hak pilihnya.

Selain itu, penyebab utama banyaknya Golput karena masih banyaknya prakteknya politik uang bagi tim kemenangan salah satu pasangan calon. Hal ini berimbas buruk pada warga yang tidak memperoleh bagian atau uang. Sehingga warga berfikir, jika tidak mendapatkan uang tidak menggunakan hak pilihnya (transaksional).

“Apalagi kemaren pasca Pilkades, banyak money politiknya. Banyak juga warga yang mengartikan, kalau datang ke TPS iku diberi upah, kalau tidak ya tidak datang. Itu sebagian hasil dari panwas di lapangan, “ujarnya.

Faktor lain yang menyebabkan banyaknya masyarakat yang tidak hadir di TPS adalah menurunya warga terhadap Pemilu. Yakni setiap pemenang Pemilu dianggap masih belum sesuai dengan yang dijanjikan. Kemudian muncul anggapan masyarakat yang menilai bahwa Pemilu dianggap tidak penting.

“Karena banyak yang belum bisa mengakomodir kesejahteraan dan aspirasi. Sehingga itu diremehkan, dan lebih baik bekerja dan tidak mencoblos. Memang ada peningkatan Golput tahun ini dengan Pilgub 2008. ” lanjutnya. (han)