TUBAN

seputartuban.com–Jumat (27/03/2015) hari ini jajaran Polres Tuban benar-benar dibikin sibuk. Gara-garanya, jelang akhir pekan ini dua jasad manusia tak bernyawa menghiasi wajah Bumi Wali.
Lebih ekstra keras lagi, lantaran salah satu mayat yang ditemukan di wilayah Kecamatan Jenu sulit diungkap karena kondisinya sudah membusuk. Tanpa identitas lagi.Sementara satu jasad lainnya teronggok di tepi Hutan Jalin, jalur yang menghubungkan Tuban-Surabaya.
Pengunjung wisata Pasir Putih, Desa Remen, Kecamatan Jenu, Jumat (27/03/2015) sekitar pukul 15.00 WIB digegerkan mayat perempuan tanpa identitas. Polisi kesulitan memastikan identitas mayat ini karena kondisinya sudah membusuk sehingga sulit dikenali.
Kasat Reskrim Polres Tuban, AKP Suharyono, menjelaskan hasil identifikasi tidak menemukan ciri-ciri khusus pada mayat. Usia diperkirakan 35 tahun dengan tinggi 150 centimeter.
“Mungkin mengapung sudah sekitar 10 hari lebih. Kulitnya sudah melepuh dan sulit dikenali. Sudah tidak ada rambutnya,” ungkapnya.
Suharyono menduga mayat tanpa identitas dan telanjang ini berasal dari seberang laut yang terbawa ombak hingga ke pantai Pasir Putih. “Mungkin bisa jadi dari Kalimantan atau dari seberang yang terbawa ombak,” imbuhnya.
Saat ini mayat dibawa ke RSUD DR R Koesma Tuban untuk di visum. “Karena tidak ada identitas, kami menghimbau jika ada yang kehilangan anggota keluarga segera melapor pada kami,” katanya.
Hawa Dingin Hutan Jalin Makan Korban

Sementara di lokasi berbeda, usai reuni dengan rekan sewaktu SMP, Matrekan warga Desa Borehbangle, Kecamatan Merakurak, Tuban, ditemukan sudah tak bernyawa di kawasan Hutan Jalin, Pakah, Desa Gesing, Kecamatan Semanding, Jumat (27/03/2015) sore.
Kapolsek Semanding, AKP Harungguan Lumbang T, menjelaskan sepulang dari reuni dengan kawan sewaktu SMP di Desa Sugihwaras, Kecamatan Jenu sekitar pukul 15.00 WIB, korban bersama dua rekanya pulang ke Palang.
Korban bermaksud mampir ke rumah orang tuanya, bersama kedua kawan wanita semasa sekolahnya yang memang searah. Namun ketika sampai di Hutan Jalin korban mendadak berhenti. Dia mengaku pusing dan mengeluh berkali-kali.
Korban lalu mengambil jas hujan untuk dipakai alas untuk istirahat sekitar 20 meter dari jalan raya. Namun tidak berapa lama kemudian korban kejang-kejang sebelum akhirnya meninggal dunia.
Teman korban kemudian melaporkan kejadian ini ke Pos Polisi Lalu Lintas Pakah sekitar pukul 16.00 WIB. Setelah diperiksa, ternyata korban sudah dalam kondisi tidak bernyawa.
“Tim identifikasi, tim medis dan polsek bersama keluarga menuju tempat kejadian. Tapi korban sudah meninggal,” ungkap Lumban.
Penuturan kelurga, korban memiliki riwayat diabetes. Pada saat pergi menghadiri reuni tidak membawa obat yang selalu diminumnya.
“Jasadnya sudah dibawa ke RSUD untuk divisum, diantar juga oleh keluarganya. Tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan,” katanya. MUHAIMIN