JENU

seputartuban.com – Harga udang vanamei terjun bebas dibandingkan sebelumnya. Saat ini perkilogramnya dihargai antara Rp 55 ribu sampai dengan Rp 60 ribu, sebelumnya laku terjual hingga Rp 110 ribu.
Pada April 2014 lalu harganya mencapai Rp 125 ribu per Kg. Kemudian menurun setiap minggunya, hingga pertengahan Mei 2014 sampai Rp 115 ribu per kg nya. Saat ini harga jual komiditi budidaya tambak ini sampai 50 persen.
Hal ini dikarenakan harga jual ekspor menurun. Selain itu permintaan pasar dalam negeri juga menurun. Kondisi ini merugikan petani tambak udang di Kabupaten Tuban. Seperti yang dialami Muhyin (35), warga Desa Beji, Kecamatan Jenu, Tuban.
Saat ditemui usai memanen udang Vaname di tambaknya, Sabtu (31/5/2014) mengatakan harga jual udang vanamei tidak stabil. Hal ini membuat dirinya mengalami kerugian cukup banyak. Setiap petak tambak ukuran 20 meter pesegi hanya memanen sekitar 2 ton udang.
Saat ini dirinya memiliki 5 petak dengan sistem panen tabur benih, interval panennya setiap 75 hari. Merosotnya harga udang ini membuatnya harus merubah cara bertani tambak. Bagaimana tidak, laba panen yang seharusnya untuk tabur benih, justru merugi. “Anjlok harganya hampir separo (separuh),” kata bapak 1 anak itu.
Agar tidak banyak merugi, Muhyin menunda menabur benih udang lagi. Sambil menunggu harga kembali pada semula atau senilai Rp 120 ribu. “Kalau tidak disiasati begitu, merugi banyak, ” imbuhnya.
Menurut Joko, salah satu tengkulak udang asal Kecamatan Palang, Tuban menjelaskan bahwa menurunya harga udang dipengaruhi karena menurunya permintaan dari luar daerah. Selain itu persaingan harga udang jenis lobster dan udang windu menjadi faktor lain. “Ke jakarta dan Bali itu sedikit permintaan. Saingan antar tengkulak itu juga bisa. Mungkin 15 hari lagi bisa naik harganya,” ungkapnya. HANAFI