Hadiah Sayembara Penangkapan Parto Sukiran Rp. 25 Juta Akan Dibayarkan

MONTONG

seputartuban.com – Parto Sukiran, warga Desa Sidonganti, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban yang ditembak petugas, Minggu (06/10/2013) di hutan petak 8 A, RPH Guwoterus, BKPH Mulyoagung, KPH Parengan nampaknya benar-benar menjadi incaran Perhutani. Pasalnya sejak tahun 2012, disayembarakan bahwa barang siapa yang berhasil menangkapknya akan mendapatkan hadiah uang tunai Rp. 25 Juta.

adm perhutani
PENUHI JANJI : Adm Perhutani KPH Parengan (kiri) dan Adm Perhutani KPH Jatirogo (kedua dari kiri) dilokasi hutan petak 8 A, RPH Guwoterus, BKPH Mulyoagung, KPH Parengan

Administratur (Adm) Perhutani KPH Jatirogo, Amas Wijaya, saat dikonfirmasi usai kunjungan Kapolda di lokasi penjarahan dan penembakan, Senin (07/10/2013) menegaskan sayembara yang dibuatnya akan dipenuhi. Menurutnya sejak 2011, kelompok ini sudah menjarah hutan KPH Jatirogo bersama 300 sampai 500 orang tiap kali menjarah.

Petugas yang kalah jumlah, dan pertimbangan teknis lainya selalu dibuat tidak dapat berbuat banyak. Karena Sukiran selalu berani melawan petugas ketika akan ditindak. Bahkan beberapa kali menyandra petugas perhutani. Kondisi inilah yang menyebabkan Asman Wijaya membuat sayembara penangkapan Parto Sukiran ini.

Masih menurut Adm Perhutani KPH Jatirogo, komplotan yang dipimpin Sukiran ini sejak 2011 sudah merugikan negara belasan milyar. Dengan rincian selama 2011 sebanyak 2.542 pohon atau senilai Rp. 1.126.044.000. Tahun 2012 sebanyak 9.881 pohon dengan kerugian mencapai Rp. 10.602.977.000.

Sedangkan tahun 2013 turun yang ditebang dengan jumlah 3.791 atau senilai Rp. 4.671.806.000. “dia menjarah bersama 500 sampai 600 orang gabungan dari 3 desa. Bahkan Kepala RPH juga pernah ada yang disandra,” ungkap Amas Wijaya.

Tentang teknis penyerahan hadiah uang tunai Rp. 25 juta akan di koordinasikan dengan Kapolres Tuban, AKBP Ucu Kuspriyadi. Hadiah tersebut akan diberikan kepada siapa dan siapa saja yang berhak menerimanya. “saya belum koordinasi dengan pak Kapolres,” jelasnya.

Disinggung alasan para penjarah karena keterbatasan ekonomi, hal ini dibantahnya. Karena menurut analisa dan data lapangan, karakter keterbatasan ekonomi tidak sampai berani melakukan perlawanan dan jumlah penjarah massal. “itu koordinatornya dapat bayaran Rp. 20 ribu per-orang. Kalau penjarahan ini sudah premanisme yang sudah sistematis. Dan negara jangan sampai dikalahkan mereka,” tegasnya.

Sementara itu, menurut data dari Adm Perhutani KPH Parengan, komplotan Sukiran ini menjarah hutanya sebanyak 3 kali selama beberapa hari terakhir. Aksi pertama dan kedua 17 pohon amblas dijarah. Sedangkan aksi terakhirnya sebanyak 27 pohon ditebang, namun belum sempat dibawa, sudah dilumpuhkan petugas. Akibat kejadian ini, KPH Parengan menderita kerugian lebih dari Rp. 159 juta. (min)

Print Friendly, PDF & Email

1 komentar

  1. Guru kencing berdiri Murid nguyoh ber lari,,,,itulah yang ter jadi, karena apa rak yat semakin bringas, karena pejabat-pejabat tingginy buayak koroptor trilyunan Rupiah, itu kenyataan,, ayo di jual saja negeri ini,,,,,,

Komentar ditutup.