Dinilai Ngawur, Mayoritas Kontingen Boikot Pertandingan Silat

TUBAN

seputartuban.com – Mayoritas kontingen cabang olahraga (Cabor) silat dari sejumlah kecamatan melakukan boikot pertandingan Porkab, Rabu (2/11/2016) petang. Mereka menilai pertandingan penuh kecurangan yang dianggap sangat parah.

KOMPAK BOIKOT : Sesaat sebelum walk out para pendamping dan atlet dari kontingen kecamatan berkumpul di depan GOR Tuban
KOMPAK BOIKOT : Sesaat sebelum walk out para pendamping dan atlet dari kontingen kecamatan berkumpul di depan GOR Tuban

Para pendamping dan atlet dari wilayah kecamatan Rengel, Kecamatan Kenduruan, Kecamatan Jatirogo, Kecamatan Bangilan, Kecamatan Singgahan, Kecamatan Senori, Kecamatan Jenu. Serta Kecamatan Merakurak, Kecamatan Bancar, Kecamatan Semanding, dan Kecamatan Palang dengan kompak memboikot pertandingan. Mereka memilih pulang untuk tidak bertanding sebagai bentuk protes keras dan krisis kepercayaan atas penyelenggaraan pertandingan silat.

Menurut mereka, kecurangan tersebut diketahui setelah salah satu atlit yang sudah dinyatakan kalah pada pertandingan Selasa (1/11/2016), ternyata masih di ikutkan dalam pertandingan Rabu (2/11/2016) Pukul 09.45 WIB.

Terdapat pendamping atlet juga merangkap sebagai dewan juri. Pemberlakuan larangan sporter membuat kegaduhan saat pertandingan sangat terasa tebang pilih. Jika kelompok atau organisasi tertentu tidak ditegur alias dibiarkan saja.

Kemudian sikap atau bentuk kecurangan lain masih terdapat beberapa hal. Namun tidak semuanya diungkapkan para kontingen kecamatan itu.

“Kami menyepakati untuk walk out, pernyataan sikap ini sebagai bentuk ketidak sepakatan kami karena dewan juri tidak melaksanakan tugas sebagaimana prosedur yang telah disepakati,” terang Mujoko Syahid, mewakili seluruh pendamping atlet 11 kecamatan.

Sangat disayangkan sikap tidak profesional para dewan juri itu. Karena jelas cenderung berpihak pada salah satu organisasi dan dianggap tidak sejalan dengan tujuan penjaringan bakat atlet.

Padahal dilaksanakanya Porkab bertujuan untuk mencari atlet terbaik yang akan mewakili Kabupaten Tuban pada kejuaraan tingkat provinsi.

Mujoko Sahid
Mujoko Sahid

Senada juga dikatakan Qohar, salah satu pendamping atlet asal Kecamatan Rengel yang juga menjabat sebagai Dewan Kehormatan Koni, ia menyebutkan bahwa ketidak jujuran para dewan juri tersebut dianggap merugikan. Pasalnya para atlet yang sudah terbukti unggul dibidang beladiri menjadi gugur hanya karena teknik penjurian yang tiadak benar.

“Selama ini Kabupaten Tuban dikenal sebagai wilayah yang tidak pernah terjadi gesekan lintas organisasi. Kami tidak menginginkan setelah timbulya permasalahan ini malah menjadi pemicu terjadinya berbagai tindakan yang tidak diinginkan,” imbuhnya.

Menanggapi polemik ini, Ketua Penyelenggara Pertandingan, Abdul Kharis, tidak memungkiri bahwa dewan juri telah lalai dalam penilaian. Pihaknya menawarkan masing-masing kontingen untuk melakukan pertandingan ulang sebagai jalan tengah.

“Kesalahan juri kemarin itu faktor manusiawi dan bisa saja terjadi diwilayah manapun. Dari 2 juri yang kami tugaskan kemarin itu yang hadir Cuma Fathul Hasan. Sedangkan Oky Prasetyo berhalangan hadir tanpa disertai izin. Padahal peraturanya jika berhalangan hadir harus menyertakan surat izin seminggu sebelum pertandingan,” lanjutnya.

Sedangkan sebagai bentuk antisipasi untuk menghindari berbagai hal yang tidak di inginkan, pihaknya sudah menjadwalkan untuk dilakukan pertandingan ulang kepada masing-masing kontingen. Namun hingga sore bahkan malam, pertandingan tidak terjadi karena mayoritas kontingen kecamatan boikot. Bahkan gelanggang di Gedung Olahraga (GOR) Tuban nampak sepi dari aktivitas pertandingan.

Diketahui, pernyataan sikap walk out tersebut dilaksanakan didepan pintu masuk gedung GOR Rangga Anoraga Jaya Tuban sekitar pukul 16.45 WIB yang diikuti oleh pendamping dan atlet silat kontingen kecamatan.

Kabar terakhir yang diterima seputartuban.com, aksi boikot ini akan berlanjut. Bahkan menjalar hingga sikap krisis kepercayaan kepada sistem dan perangkat pertandingan silat Porkab Tuban serta kepengurusan IPSI.

Insiden ini menambah daftar catatan buruk pelaksanaan Porkab Tuban 2016. Karena sebelumnya terjadi peristiwa meninggalnya atlet bulu tangkis saat usai pertandingan diduga kuat akibat tersengat arus listrik hingga meninggal dunia. Kasusnya kini masih ditangani Polres Tuban untuk diselidiki apakah ada unsur kelalaian atau tidak dengan memeriksa sejumlah pihak. ARIF AHMAD AKBAR

2 komentar

  1. Kami harap koni segera mengambil keputusan yang tepat jangan sampai masalah porkab ini menjadi bola salju, Kami yakin bpk. MIRZA seorang yang arif.

  2. Kami butuh sosok seperti kang sahid, beliau bisa menciptakan kerukunan lintas perguruan di Kab. Tuban, kami harap insiden Porkab kemarin tidak menjadikan kerukunan ini retak kembali, teruslah berjuang kang sahid kami akan mendukung gerakan positif ini, kami juga mengharap KONI dan IPSI segera membuat keputusan yang tepat.

Komentar ditutup.