Penulis : Muhaimin
TUBAN
seputartuban.com – Maraknya aksi kejahatan pencurian dengan pemberatan akhir-akhir ini di Kabupaten Tuban masih menjadi pekerjaan rumah Polres Tuban untuk mengungkapnya. Berdasarkan catatan seputartuban.com sejak April sampai Juni sudah 3 kali kejadian dengan kerugian Rp. 362.000.000.
Dan fakta yang tidak dapat dipungkiri adalah dari ketiga korban adalah usai mengambil uang dari Bank Mandiri. Kemudian saat keluar dan disebuah kesempatan penjahat melancarkan aksinya dengan merusak mobil dan mengambil uang yang masih berada dalam mobil korban.
Yang baru terjadi beberapa hari lalu adalah menimpa pengusaha bernama Mohammad Masngud (38), warga Desa Wadung RT : 01, RW : 01, Kecamatan Jenu, Tuban, menjadi korban perampokan saat berada didepan kantor DPC Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanik Indonesia (AKLI), Jl. Stasiun No 05. Tuban, Rabu (25/07/2012) sekitar pukul 14.30 WIB dengan kerugian uang tunai Rp. 60 juta.
Sebelumnya pada 21 Juni 2012, kasus yang sama menimpa Nyoman ( 45), seorang Kepala Operasional CV Eka Jaya, dimana uang milik perusahaan yang baru di ambil dari Bank Mandiri untuk membayar gaji karyawan sebesar Rp. 65.000.000, raib digasak perampok. Perampok beraksi saat korban meninggalkan mobilnya diparkir sebuah mini market di Kec. Jenu.
Dan pada 18 April lalu, M. Ahmadi (43) dan Nur Izudin (42) usai mengambil uang dari Bank Mandiri merelakan uang tunai untuk gaji karyawan sebesar Rp. 237.000.000. Perampok berkendara motor, peristiwa itu terjadi juga sesaat setelah roda mobil korban bocor akibat ditembak pelaku.
Menanggapi hal ini Kapolres Tuban, AKBP Awang J Rumitro, saat usai buka bersama dengan anak yatim, Sabtu (28/07/2012) dirumah dinasnya mengatakan pihaknya sampai saat ini masih mendalami kasusnya.
Namun sejumlah dugaan modus kasus ini adanya orang dalam Bank yang membocorkan hingga korban dibuntuti usai mengambil uang masih terus didalami,” Kecurigaan itu ada pasti adayang bocorkan atau yang membuntuti orang ini (korban0 mengambil orang berapa. Tapi disatu sisi ada kejanggalan kasus yang berhenti di Jenu itu terlalu mudahnya, terlalu kurang hati-hati-lah,” ungkapnya.
Disoal langkah diambil untuk mengungkap kasus ini, Kapolres mengatakan pihaknya hingga saat ini masih mendalami kasus-kasu yang merugikan korban hingga ratusan juta rupiah ini.”antisipasi berupa himbauan. karena itu bukan paku payung tapi pas berhenti. Kalau kota-kota besar paku payung. Ini maksih kita dalami apakah betul-betul kejadian apa nggak,” tegasnya.