seputartuban.com, TUBAN – Ratusan siswa Program Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Adhyaksa Tuban, Sabtu-Minggu, 27-28 Mei 2021 menjalani ujian kesetaraan Paket A, Paket B dan Paket C berbasis computer, di SMAN 1 Kerek. Ujian ini untuk menjadikan ijazah mereka disamakan dengan pendidikan formal. Lembaga binaan Kejaksaan Negeri Tuban ini, baru pertamakali menyelenggarakan ujian akhir sejak didirikan 3 tahun lalu.
Sebagian besar para warga belajar (sebutan siswa) sudah berkeluarga dan memiliki anak. Diantara mereka masih memiliki balita, sehingga meski sedang menjalani ujian, tidak dapat ditinggal. Anak-anak mereka diajak ke lokasi ujian. Ada yang bermain diluar ruangan yang sudah berusia beberapa tahun, namun ada yang diajak masuk ke ruang ujian.
Diantaranya, Siti Suhartini (32), asal Dusun Rembun, Desa Kumpulrejo, Kecamatan Parengan ini membawa anaknya ke ruang ujian. Karena masih berusia 11 bulan, saat siang hari anaknya membutuhkan istirahat siang. Sehingga sambil ujian, dia menidurkan anaknya dipangkuannya. “Ujian ini penting, anak saya mau tidur. Ya saya ajak masuk saja dan dibolehkan,” kata siswa Paket C ini.
Selain dia, sejumlah anak-anak juga berada di dalam ruang ujian meski tidak dalam pangkuan ibunya. Melainkan tiduran di lantai sambil menunggu ibunya mengerjakan soal melalui komputer. “Ya pak, anak saya ikut itu tiduran disitu. Alhamdulillah tidak rewel,” kata siswa lainnya.
Serupa juga terjadi bagi warga belajar Paket B, Wiwik (37), asal Desa Kraksaan, Kec. Parengan, Kab. Tuban, juga mengajak anaknya yang berusia 2 tahun. “Saya ajak karena tidak ada yang momong, anak saya yang pertama SMA kelas 2,” ungkapnya.
Direktur PKBM Adhyaksa Tuban, Cipnal Muchlip M, S.E., M.M., mengapresiasi seluruh warga belajar PKBM Adhyaksa Tuban. Kejar Paket A 10 orang, Paket B 40 orang dan Paket C 111 orang. “Mereka orang-orang hebat, tetap semangat mencari ilmu di pendidikan non formal. Patut kita dukung oleh semua pihak. Juga terima kasih kepada seluruh tutor dengan ikhlas mengabdi,” ungkapnya.
Kebutuhan para warga belajar selain pendidikan formal adalah pendidikan kemampuan. Adanya pelatihan-pelatihan sesuai kebutuhan perlu difasilitasi oleh semua pihak. “Kalau semua pihak dan semua level peduli PKBM, tentu menjadi solusi banyak hal. Mulai masalah pengangguran, ekonomi, Kamtibmas sampai Indeks Pembangunan Manusia (IPM),” jelasnya.
Komitmen itu benar-benar dijalankan PKBM Adhyaksa Tuban sejak didirikan hingga saat ini. Yakni menyelenggarakan pendidikan gratis 100 % untuk semua usia. Selain itu juga masih diberikan pelatihan-pelatihan. Bahkan memberikan penanganan kepada warga belajar berkebutuhan khusus. “Kami masih terbatas banyak hal. Semoga peran kami dapat menjadi motivasi bagi banyak pihak. Untuk bersama berperan positif di masyarakat dengan motivasi pengabdian,” pungkasnya. ARIF AHMAD AKBAR