Dandim Tuban: Perang Sudah Di Depan Mata

TUBAN

DANDIM TUBAN: Bahwa cinta dan peduli kepentingan negara di atas segala-galanya. Kita harus sadar dan bangga bahwa Indonesia merupakan negara patriot.
DANDIM TUBAN: Bahwa cinta dan peduli kepentingan negara di atas segala-galanya. Kita harus sadar dan bangga bahwa Indonesia merupakan negara patriot.

seputartuban.com-Dandim 0811/Tuban Letkol (Kav) Rahyanto Edy Yunianto mengingatkan adanya potensi perang dengan menggunakan pihak ketiga. Karena Indonesia memiliki beragam kekayaan pangan dan energi.

Hal ini disampaikan saat pelantikan Forum Putra Putri Purnawiran dan Putra Putri TNI Polri (FKPPI) Cabang 1311 Tuban periode 2014-2018, Selasa (18/11/2014) di Gedung Letda Sucipto Kodim 0811 Tuban.

Dihadapan Forpimda, Muspika se Kabupaten Tuban, veteran dan pengurus FKPPI Tuban dan Jatim, Dandim menyampaikan peran pemuda dalam menghadapai proxy war.

Hal ini sangat penting karena pihak ketiga yang digunakan untuk menyerang bisa saja bagian dari warga Indonesia bahkan di sekitar kita. Dengan pemahaman ini diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan dan peran serta masyarakat untuk menangkalnya. Untuk mengurangi konfik langsung, lawan menggunakan pihak ketiga untuk melawan.

“Sebagai pemain pengantinya adalah negara kecil namun kadang juga non state actors bisa berupa Ormas, LSM atau gerakan sparatis,” tegas Dandim.

Menurut dia, proxy war dapat dilakukan di Indonesia dalam bidang pejajahan ekonomi, menghambat pembangunan dan pengembangan SDM, investasi besar-besaran dalam sektor strategis. Hingga memecah belah generasi muda di Indonesia melalui adu domba, gaya hidup bebas dan narkoba.

“Contohnya gerakan sparatis lepasnya Timor Timur dari Indonesia yang dimulai dengan pemberontakan bersenjata hingga munculnya referendum,” jelasnya.

Ditegaskan, yang perlu dilaukan pemuda dalam menangka perang ini adalah mengidentifikasi musuh dan kepentinganya, memiliki keahlian dalam bidangnya masing-masing. Meningkatkan kewirausahaan dan pembangunan karakter.

“Dapat disimpulkan yang terbaik dan sederhana adalah back to the basic. Bahwa cinta dan peduli kepentingan negara di atas segala-galanya. Kita harus sadar dan bangga bahwa Indonesia merupakan negara patriot,” katanya. ARIF AHMAD AKBAR

Print Friendly, PDF & Email