JENU

seputartuban.com – Kasat Lantas Polres Tuban, AKP Akmal mendatangi rumah Mak Nduk (50), warga Dusun Kedinding, Desa Sekardadi, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Minggu (21/04/2013).
Kedatangan polisi berpangkat balok 3 ini dengan maksud menjenguk nenek 4 cucu itu. Mak Nduk merupakan salah satu potret warga miskin yang hidup dibawah garis kemiskinan. Dalam kesehariannya dia harus banting tulang membantu ekonomi keluarga.
Orang nomor satu di Sat Lantas Polres Tuban, ini juga melihat dinding rumah yang masih terbuat dari anyaman bambu. Sempat memeriksa sisi dinding rumah dan beralaskan tanah itu. Dengan raut wajah terharu melihat keluarga penuh dengan semangat kerja ini. Terlihat matanya sembab turut merasakan keharuan. Ditambah lagi, saat Mak Nduk bercerita tentang kehidupan dan kerjaanya, Akmal semakin iba.
Dalam kesempatan ini, dirinya berkesempatan memberikan bantuan. Diharapkan dapat membantu meringankan beban ekonominya. Bantuan langsung diterimakan Kasmu (55), suami Mak Nduk. Terlihat wajah gembira dan bersyukur atas pemberian itu.

Setelah memberikan bantuan, Kasat Lantas berpamitan pulang. Dan dirinya masih berkeinginan kembali datang kerumah berukuran 6 meter persegi itu. “Sat Lantas sudah ada program membantu ini, bersama-sama dengan anggota. Semoga dapat meringankan beban masyarakat yang lebih membutuhkan,” ungkapnya.
Sementara itu, menurut Kepala Dusun Kedinding, Desa Sekardadi, Rasam saat dikonfirmasi mengatakan, keluarga Mak Nduk merupakan salah satu Rumah Tangga Miskin (RTM). Sehingga sudah sangat layak apabila bantuan tersebut diberikan.
Selain itu, dirinya juga berterima kasih kepada Kasat lantas yang telah membantu. Juga terhadap media yang sudah memperhatikan sampai ada bantuan yang terlaksana. “Kalau bisa dibantu peralatan untuk bekerja, seperti alat tangkap hewan. Atau mungkin bisa diberi pelatihan berbasis ekonomi mandiri malah bagus, ” katanya.
Diketahui dari pemberitaan sebelumnya Mak Nduk setiap harinya bekerja sebagai pencari buah Gayam jatuh. Dia harus berangkat setiap pagi pukul 02.00 WIB untuk menyisiri pepohonan gayam hingga keluar kecamatan. Bahkan rela berjalan kaki hingga puluhan kilometer hanya untuk mengais buah gayam itu. (han)