KEREK
seputartuban.com – Seorang pemuda harus dirantai kedua tangannya. Dia adalah Darwiah (27), warga RT. 06, RW. 02, Desa Mliwang, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban. Sudah hampir 4 tahun putra bungsu pasangan Saji (85) dan Rukmi (79), mengalami gangguan jiwa.
Saat ditemui, Sabtu (26/10/2013) mengatakan awalnya 4 tahun anaknya bekerja disebuah pembangunan pabrik di kawasan Surabaya. Anak bungsunya dari 8 bersaudara pernah berkelahi saat bekerja menjadi kuli batu. “Pernah cerita kalau dia (anaknya) bertengkar dengan orang Lamongan dan madura ,” kata Rukmi dalam bahasa jawa.
Sepulang bekerja dari proyek itu anaknya biasa saja dan bertani. 2 minggu dari kepulangannya itu, anaknya mendadak mengamuk. Bahkan saat itu, sebuah gubuk diarea persawahan milik warga dibakar hingga habis.
Tidak hanya itu, tiang rumah miliknya juga dibacok hingga nyaris roboh. Setiap permintaan yang dilakukannya tidak dituruti kedua orang tuanya, langsung marah. Tidak segan-segan Darwiah memukul kedua orang tuanya hingga jatuh tersungkur. “Saya ini dipukuli terus, bapaknya itu sampai pundaknya luka, ” lanjutnya.
Rukmi juga menceritakan, bahwa anaknya itu harus dibelenggu dengan rantai. Rantai sepanjang 5 meter dengan ukuran rantai 6 Cm terlilit di kedua tangannya ditiang rumah bagian belakang. Sebuah ruangan berukuran 5 meter X 4 Meter dipergunakan untuk keseharian anaknya itu. Hanya beralaskan terpal dan alas plastik berwarna merah dipergunakan untuk alas tidur.
Dinding ruangan terbuat dari anyaman bambu. Penerangan atau lampu hanya berupa bola lampu 5 Watt. Tidak ada cendela atau ventilasi udara, dan terlihat tempat makan juga tergeletak diatas alas tifur Darwiah. “Kalau dikasih piring takutnya dipecah. Ngasih makannya ya pakai piring plasik, rokok, jajan juga ada, ” katanya.
Ditanya pengobatan, usaha yang sudah dilakukannya sudah maksimal. Sebanyak 12 dukun atau paranormal sudah didatangkan untuk mengobati anaknya. Mulai pengobatan alternatif sampai munum beberapa air dari paranormal. Namun belum sekalipun dokter atau tim medis yang memeriksa sakit anaknya. “Sudah habis uangnya, 12 dukun pernah datang. Katanya kena guna-guna. Belum ada bantuan mas, hanya beras sembako itu,” tutur Rukmi. (han)