PLUMPANG
seputartuban.com – Tempat wisata Jaka Tarub, di Desa Sumberagung, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban kondisinya makin memprihatinkan. Selain tidak terurus yang menyebabkan kumuh, juga menjadi tempat pacaran.
Sudah hampir 20 tahun, lokasi wisata yang menyuguhkan alam hutan itu tidak terawat. Dulu, lokasi yang menyimpan legenda Jaka Tarub mencuri selendang bidadari ini dipenuhi pepohonan alam yang rindang dan lebat. Banyak monyet dan lutung menempati pepohonan. Namun sekarang hutan sudah gundul, dan sangat sedikt dijumpai hewan hutan salah satunya monyet.
Lokasi wisata yang dipercaya sebagai tempat turunya bidadari ini juga menjadi penyambung kehidupan warga sekitar. Pasalnya pusat sumber air yang dibuatkan rumahan itu dialirkan ke sungai, untuk kebutuhan air bersih maupun aktivitas harian lainya.
Sumber mata air berdiameter sekitar 2 meter itu kini tidak lagi bisa dialirkan ke sungai. Pasalnya, sekitar mata air sudah banyak sampah. Berasal dari sisa kotoran rumahan dan mandi warga. Mulai dari plastik, atom, sampai sisa sabun. sampah terlihat menumpuk di sela sela sumberan.
Kondisi ini diperparah dengan tidak adanya petugas kebersihan yang bertanggung jawab dilokasi wisata ini. Kerusakan lain di lokasi wisata yang berjarak 15 Km dari pusat kota itu terdapat dibeberapa sudut. Selain alam sekitar yang sudah rusak, pintu utama kelokasi ini nampak usang dan rusak. Bahkan sejumlah benda warisan leluhur seperti patung dewa wisnu, dewa brata, patung gajah mada dan patung kera sakti. Sudah rusak, bahkan sebagian patung itu hilang.
Salah satu tokoh masyarakat yang juga Kepala Dusun, Sutikno (67), saat ditemui dirumahnya, Sabtu (14/09/2013) membenarkan jika pemerintah desa sudah lama tidak merawat lokasi wisata ini. Karena pendapatan desa tidak mencukupi apabila dipergunakan untuk memperbaiki lokasi wista.
Masih menurut Sutikno, kerusakan ini disebabkan kurangnya kepedulian masyarakat. Sehingga banyak kayu disekitar lokasi wisata yang ditebang untuk kayu bakar. Serta membuang sampah sembarangan, sehingga sepinya pengunjung, dimanfaatkan sejumlah pasangan untuk berpacaran.
Direncanakan wisata Jaka Tarub akan diperbaiki dengan dibuatkan tempat pemandian dan kolam renang wisata. Namun pendapatan dari karcis masuk lokasi ini tidak mencukupi untuk membiayai. Selain sepinya pengunjung, dana pengunjung juga dialokasikan untuk pendapatan desa juga untuk keperluan perawatan. “10 tahun lalu setiap wisatawan ditarik Rp. 1000. Namun persaingan wisata yang lebih menarik semakin banyak, kita (lokasi Jaka Tarub) kalah saing, ” katanya.
Upaya pemerintah desa untuk memperbaiki lokasi ini sudah pernah dilakukan. Berdasarkan hasil musyawarah desa, kemudian mengajukan bantuan perbaikan dari Pemkab Tuban. Namun permohonan itu hingga saat ini belum mendapatkan tanggapan. “Kisah rakyat itu kan bukti budaya rakyat yang harus dilestarikan. ini juga menjadi alasan utamanya harus diperbaiki,” imbuhnya.
Terpisah, Sekretaris Dinas Perekonomian dan Pariwisata, Pemkab Tuban, Endang Trimedyain saat dikonfirmasi melalui ponselnya mengatakan lokasi wisata tidak masuk peta wisata Pekab Tuban. Sehingga perawatan, pendanaan dan retribusi diatur oleh desa. Termasuk perbaikan seluruhnya diserahkan desa.
“Bisa diajukan melalui Musrenbang atau APBDes perbaikannya. Kita tidak bisa mengalokasikan selama masih belum milik Pemkab. Bisa kita danai, kalau sudah menjadi milik Pemkab. Caranya diajukan sesuai persyaratan,”ungkapnya. (han)