MONTONG

seputartuban.com – Banjir bandang yang menerjang kawasan Dusun Jaten dan Dusun Krajan Desa Guwoterus, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban, Sabtu (27/12/2014) memporak-porandakan kawasan ini.
Puluhan rumah mengalami rusak ringan dan berat. Kondisi terparah di kawasan Dusun Jaten. Rumah warga mengalami roboh, ambrol, pondasi rumah amblas. Banyak diantaranya dinding rumah jebol, membuat perabot mebelair maupun barang elektronik serta perlengkapan dapur lenyap. Beberapa diantara lainya, tinggal tiang maupun dinding samping rumah. Harta benda warga ini tidak dapat diselamatkan.

Meski semalam telah berupaya membersihkan endapan lumpur, hasil pengamatan seputartuban.com, Minggu (28/12/2014) warga masih nampak sibuk dengan pekerjaanya masing-masing agar rumah mereka kembali seperti sediakala.
Banjir bandang ini cukup membuat warga sangat resah. Karena selain tidak dapat memasak, pasokan air bersih juga tidak ada. Karena Hippam yang biasa dipakai warga, tidak dapat berfungsi lagi. Karena pusat operator sumber air mengalami kerusakan.
Untuk mencukupi kebutuhan minum maupun membersihkan baju yang tendam lumpur, warga memilih meminta air kepada sanak saudaranya yang tidak tertimpa musibah ini. Beberapa diantaranya hingga harus keluar dasa untuk memenuhi kebutuhan air.
Sehari pasca banjir bandang, para korban banjir ini menggantungkan hidupnya dari keluarganya yang memberikan makanan. Karena bahan makanan maupun peralatan dapur rusak bahkan hilang disapu banjir.
“Yang sangat kita butuhkan ya air bersih, kalau ada pengobatan gratis lebih baik. Setidaknya warga bisa cek kesehatan gratis. Polindes juga tutup sejak malam Minggu,” ungkap Sumi (35), warga setempat.

Selain merusak pemukiman warga, infrastruktur jalan desa juga rusak berat. Jalan kampung yang menjadi akses utama warga Jambon, Dusun Jaten amblas tinggal sebagian kecil. Yang semula dapat dilalui kendaraan roda 4, kini hanya pengguna sepeda motor dan pejalan kaki yang melintas itupun harus ekstra hati-hati.
Kerugian tidak kalah besarnya adalah sektor pertanian. Kawasan persawahan desa ini juga direndam air bah. Banyak tanaman padi hanya baru berusia 1 sampai 3 minggu terendam lumpur. Bahkan bibit padi yang siap tanam lenyap disapu banjir.
“Sebenarnya mau tandur (menanam padi), tapi benihnya dibawa banjir. Rumah juga longsor, ya sementara benahi rumah dulu, tanamnya dipikir belakangan,” ungkap Abdul Muchith (62), warga Dusun Jaten. MUHAIMIN