Teatrikal Art Poria Sindir Hukum di Indonesia

Penulis : Hanafi

TUBAN

seputartuban.com – Deskripsi Performen Art Poria Universitas Negeri Malang, Fakultas Seni, Jurusan Seni Rupa, Minggu (27/05/2012), pukul 15.30 WIB, melakukan aksi teaterikal di perempatan Jl Basuki Rahmat, Kelurahan Kutorejo, Kabupaten Tuban.

Aksi Teatrikal oleh Art Poria yang bekerjasama dengan Sasana Seni Tuban, diawali dengan atraksi Gantung Diri dengan duduk di kursi pada tiang baliho. Seorang aktivis teater, Satria Angga Meia P, mahasiswa semester 6 fakultas Seni itu duduk di kursi berwarna putih, sambil diikat kedua kakinya dengan lakban hitam. Kursi dikaitkan dengan tali untuk menariknya keatas.

Aksi teatrikal ini menggambarkan bentuk apresiasi, bahwa dengan duduk disebuah kursi yang di tarik keatas, menggambarkan ketika seseorang duduk sama rata, mewakili sebuah cerita terjadinya sebuah batas atau jarak dimana kesalahan yang terjadi bagi kaum miskin.

Dalam hal ini rakyat jelata jika mengalami kesalahan, maka akan ditindak tegas sesuai aturan hukum. Namun apabila kesalahan tertuju pada Pemerintah atau orang yang berkuasa, maka aturan hukum sudah tidak dipakai lagi, bahkan musnah.

Dalam aksinya, pelaku dilempari plastik berisi air, dengan maksud bahwa kekuasaan yang lebih mementingkan kepentingan pribadi dibandingkan masyarakat, adalah perbuatan yang dibenci. Kemudian aksi dilanjutkan dengan menarik kursi yang sedang diduduki, yang menggambarkan bahwa kekuasaan selalu berada diatas. Dan selalu menjadi pemenang dalam lomba lari estafet hukum di Indonesia. Para seniman dan seniwati ini mencoba memberikan warna pemberontakan dengan melakukan aksi teatrikal semacam ini.

“Saya senang dengan suksesnya atraksi treatikal ini, karna ini merupakan bentuk apresiasi diri untuk masyarakat yang kurang mendapatkan tempat yang sama dalam hukum, serta minimnya  pengetahuan tentang budaya,” tuturnya Satria Angga Meia P usai pertunjukan.

Foto : Aksi teaterikal yang dilakukan para seniman mahasiswa

Print Friendly, PDF & Email