seputartuban.com, SOKO – Menjadi tenaga pendidik, atau guru bukanlah pilihan yang cocok menurut Savar Subianto (33), warga Dusun Jalin, RT. 02 RW. 08, Desa Prambontergayang, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban.
Bermula dari kehidupan yang sulit dijalani kala itu, membuatnya berpikir panjang untuk mencari peluang agar berhasil. Kondisi ekonomi keluarga serta tingginya beban hidup menjadikan alasan dia terus bekerja keras. Hingga ia mengambil keputusan yang cukup sulit dalam hidupnya.
Banyak hal yang dipertaruhkan kala dirinya menjadi tenaga pendidik Guru Tidak Tetap (GTT) di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) di Kabupaten Tuban. Profesi itu harus ia tinggalkan, untuk menekuni usahanya bidang pertanian dan peternakan. Yang akhirnya membuat dia sukses saat ini.
Ia sukses menjadi jutawan berkat keuletan dan ketekunanya selama tiga tahun terakhir berjualan benih kangkung, serta berbagai varietas bibit pakan ternak basah dan kering. Serta penggemukan kambing, kini dirinya berhasil mengantongi sebesar Rp. 50 juta hingga Rp. 70 juta setiap bulanya.
“Benih bibit kangkung omset penjualan tiap bulan sekitar 1 ton, terjual dengan harga 18 ribu/Kg. Sedangkan penjualan onggok kangkung kering pada waktu panen raya bisa mencapai 50 ton, bisa juga lebih fengan harga jual 3000/Kg. Bibit rumput per steknya (ikat) harga 500, dan rumputnya untuk yang basah 500/kg, rumput cacahan (giling) 1000/kg,” terangnya, Rabu, (11/05/2022) siang.
Ia menuturkan, untuk penjualan bibit kangkung, selain melayani permintaan petani diwilayah lokal Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Ia juga melayani pengiriman bibit permintaan petani diwilayah Padang, Sumatra Barat, Makasar, Kalimantan Utara, Sampit, Kalimantan Tengah, Maluku.
Sedangkan penjualan bibit rumput, jenis Odot, napier pakchong, napier zanzibar, gautemala, indigofera, gama umami, dan rumput cacahan (giling) serta onggok kangkung kering. Dia baru dapat melayani permintaan diwilayah Jawa Timur, Jawa Barat, serta Jawa Tengah.
“Tahun 2018 saya mulai menyiapkan modal dari tabungan saya dan istri, tahun 2019 mulai menyiapkan kandang kambing berikut lahan, 5000 m2 untuk penyemaian kangkung, dan 2000 m2 untuk persemaian rumput. Kalau usaha kambing dan pakan ternak mulai tahun 2020, usaha berjualan benih kangkung mulai 2021 sampai sekarang,” lanjut dia.
Alumni Universitas Negeri Surabaya (UNESA) lulusan tahun 2011 tersebut menambahkan, bahwa menjadi sarjana bukan melulu harus menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) atau pegawai kantoran saja.
Ia menitip pesan bahwa generasi milenial harus merubah mindset tersebut agar cepat mendapatkan kesejahteraan dengan cara merintis usaha. Ia membuktikan bahwa dengan caranya memulai usaha pertanian dan peternakan tersebut, dirinya mampu memopang ekonomi keluarganya dengan berlebih. ARIF AHMAD AKBAR