Petugas Perhutani Disekap, Hutan Dijarah Ratusan Blandong

MONTONG

seputartuban.com – Pengamanan hutan nampaknya membutuhkan perhatian ekstra dari pihak terkait. Pasalnya terbatasnya jumlah dan persenjataan petugas perhutani dimanfaatkan para pelaku kejahatan penjarahan hutan.

Penjarahan
VIDEO AMATIR : Nampak gambar dari video amatir, para blandong dengan santai membawa kayu jati hasil jarahanya

Dengan segala keterbatasan petugas perhutani ini, membuat para penjarah butan (belandong) makin berani. Kamis (03/10/2013) ratusan blandong menjarah hutan petak 8 A Perhutani RPH Guwoterus, BKPH Mulyoagung, KPH Parengan. Dalam waktu sekejap, 16 batang pohon berhasil dipotong dan dengan santai mereka membawa hasil jarahanya.

Awal kejadian, 4 petugas perhutani yang sedang berjaga di Pos PTM 4. Mereka adalah MZ, NW, HR dan SY. Sekitar pukul 05.30 WIB ratusan blandong datang bersamaan. Merasa terancam, salah satu mandor hutan ini langsung menghubungi petugas di RPH Guwoterus.

Namun sebelum bantuan personil tiba, keempat mandor tersebut disekap di pos penjagaan. Lalu para penjarah dengan leluasa menebang pohon jati yang ditanam pada tahun 1953 atau berusia 60 tahun tersebut.

Dalam waktu tidak lama, para blandong berhasil menebang 16 pohon jati. Lalu secara bersamaan pula mereka membawanya kearah utara hutan dengan jalan kaki. Setelah usai penjarahan, para mandor baru dilepaskan lagi.

Lokasi mandor Perhutani disekap
TAK BERDAYA : Di Pos TPM 4 inilah 4 petugas perhutani disekap blandong

Kepala Perhutani RPH Guwoterus, Hendroyono saat dikonfirmasi dilokasi penjarahan, Jum’at (04/10/2013) mengatakan jajaranya saat kejadian kalah jumlah dengan blandong. Sedangkan saat akan menangkap para pelaku, para mandor masih disekap.

“Petugas kita sempat beradu argument dengan mereka (blandong). Namun kita mengutamakan keselamatan jiwa petugas. Jangan sampai kita tangkap, lalu petugas kami jadi korbanya. Sebenarnya kita juga sudah bergerak cepat,” jelasnya.

Diduga penjarahan ini disebabkan peningkatan pengamanan diwilayah hutan Perhutani KPH Jatirogo. Sehingga para pelaku bergeser wilayah operasinya. “kita menduga mereka pelaku lama. Karena di Jatirogo ketat, mereka bergeser kesini,” ungkapnya.

Akibat kejadian ini, perhutani mengalami kerugian sebesar Rp. 39.303.000. Atau volume kayu jati mencapai 12,208 meter kubik. Jika sampai masa daur, maka kerugian bisa mencapai ratusan juta rupiah. (han)

1 komentar

Komentar ditutup.