MERAKURAK
seputartuban.com – Sebanyak 60 personil Kompi Senapan C Yonif 521 Tuban melakukan uji teknik tembak di kawasan Eks tambang PT. Semen Indonesia, Desa Pongpongan, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, Sabtu (29/3/20134).

Latihan uji teknik ini untuk meningkatkan dan mengasah ketrampilan setiap pasukan. Beragam teknik menembak diperagakan. Diantaranya menembak dengan jarak 100 Meter dengan gaya tiarap atau merayap. Gaya ini merupakan dasar dalam semua teknik menembak. Dengan menggunakan senjata jenis SS 1 F-I.
Latihan tidak hanya itu saja, dalam teknik tembak tiarap juga memerlukan posisi menembak juga sangat diperhatikan. Yakni posisi lengan kanan harus benar-benar memegang gagang senjata agar saat pelatuk ditarik, tidak bergerak. Sedangkan untuk lengan kiri menjadi penopang sebagian badan dan laras senjata depan sebagai bidikan. Sementara posisi kaki, seperti posisi cicak saat merayap. Hal itu bertujuan agar posisi menembak bisa aman dan tepat sasaran.
Terkait adanya cara dan urutan tekni menembak. Setiap personil juga diharuskan bisa mengontrol diri dalam memicu senjata. Sebelum menembak, hal yang perlu diperhatian adalah senjata harus benar-benar terpasang semua komponen dengan baik dan benar. Selain untuk keselamatan diri juga untuk lainnya. Agar tembakan tepat sasaran, diharuskan memulai dengan meluruskan titik bidik di ujung laras dengan ujung bidik pada badan senjata. Selanjutnya, menahan nafas saat hendak menekan pemicu.
Komandan Kompi Senapan C Yonif 521/DY, Tuban, Kapten Infantri Gafur Thalib Assegaf saat dikonfirmasi dilokasi latihan mengatakan latihan menembak rutin ini dilakukan pada awal triwulan. Seluruh personilnya dilatih menembak dengan gaya tengkurap atau tiarap.
Hal ini agar kemampuan prajurit tetap terasah dengan baik. Adanya sikap dan teknik itu sudah diajarkan. Penerapannya setiap prajurit biasanya berbeda pelaksanaannya. “Hasilnya itu yang penting tepat sasaran, tekni hanya sebagai penunjang saja, ” kata Ghafur.
Sebagai garda depan pasukan pengamanan negara dari gangguan separatis atau ancaman bangsa, kemampuan menembak harus tetap terasah dengan baik. Menurut Gafur ahli menembak akan dimiliki, selama prajurit mau berlatih dengan rajin dan benar. ” Senjata itu dibuat sama, tinggal kemahiran dalam menggunakannya. Awalnya 6 bulan sekali, selanjutnya 3 bulan sekali. Khususnya yang prajurit satu (pratu) kita asah terus,” ungkapnya. (han)