JENU

seputartuban.com–Keberadaan Pantai Cemara di Desa Sugihwaras, Kecamatan Jenu, yang melengkapi eksotika bahari di Kabupaten Tuban, memiliki prospek tak kalah menarik serta layak disandingkan dengan pelbagai wisata yang sudah ada seperti Pantai Bom maupun Pantai Sowan.
Sayangnya, salah satu destinasi bahari yang letaknya bersebelahan dengan Terminal Wisata Tuban (TWT) Kambang Putih ini, terkesan masih dikelola dengan sangat sederhana, kalau tak boleh dibilang luput dari perhatian Pemkab Tuban.
Pantauan seputartuban.com, Rabu (01/10/2014) siang, Pantai Cemara yang berada di jalur Dandeles yang menjadi trans koridor nasional Jawa dan Bali serta Indonesia bagian timur ini, sepintas sangat terlihat tak terurus.
Warung-warung yang menjajakan kuliner khas pantura dan penganan ringan lainnya bertebaran mulai area pintu masuk hingga menyebar ke sudut-sudut lokasi wisata. Bahkan beberapa menjorok ke tepi. Onggokan berserakan berada di mana-mana menambah kesan kumuh kian kental. Situasi ini makin diperparah tumpukan material proyek pembangunan tanggul penahan gelombang laut.
Kondisi ini sangat kontradiktif dengan potensi kunjungan yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Terutama saat hari Minggu dan libur lainnya, karena memang alam Pantai cemara sangat cocok untuk acara keluarga, maupun sekedar tempat istirahat bagi pengguna jalan yang kebetulan melintas.
“Sayang belum dikelola dengan baik. Mulai parkir hingga penataan warung yang sebetulnya cukup potensial,” kata Siswanto disamping sejumlah pemilik warung, Rabu (01/10/2014) siang.
Lelaki 30 tahun yang setiap hari berjualan es siwalan ini, mengaku tidak ada tarikan retribusi secara resmi untuk setiap warung. Begitu juga dengan parkir yang hingga kini masih dikelola secara bergantian dengan koordinasi pemerintah desa setempat.
“Bagi warga yang akan membuka warung cukup izin dari Kepala Desa Sugihwaras. Tidak ada persyaratan khusus maupun tarikan. Yang penting bisa menjaga kebersihan dan ketertiban. Itu saja pesan Pak Kades,” imbuh pemilik warung lainnya yang mengaku memperoleh penmghasilan tak menentu.
Menurut warga setempat, kondisi yang belakangan paling dikeluhkan karena Pantai Cemara seperti berubah menjadi ajang pacaran dan tempat memadu kasih dua insan berlainan jenis.
Tak jarang mereka mempertontonkan dengan terang-terang kemesraan di depan umum. Paling umum foto selfie dengan menggunakan kamera ponsel sembari berpelukan dan cengengesan.
“Kalau ini tak segera ditertibkan bisa-bisa Pantai Cemara dicap sebagai kawasan mesum,” kata warga lainnya. ARIF AHMAD AKBAR