SOKO
seputartuban.com – Dari tangan Siswoyo (24), warga Rt. 02 Rw. 02 Dusun Tanggungan, Desa Pandanwangi, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban ini limbah kayu dapat dijadikan sandaran hidupnya. Kayu-kayu sisa olahan tersebut dibuatnya menjadi sangkar burung yang bernilai jual.
Brawal tahun 1994 pemuda yang memiliki satu anak ini membuka usahanya. Karena dia hanya lulus SMP, sehingga dengan ijazah yang dimilikinya sulit untuk diterima di perusahaan.
“Kalau mengharapkan kerja kantoran ya tidak mungkin bisa mas karena ijazah saya hanya lulusan SMP. Saya membuat usaha ini atas inisiatif sendiri, saya nekat membuat kerajinan sangkar burung ini secara otodidak. Karna sering melihat aktifitas tetangga desa sebelah,” ungkapnya, Minggu (12/10/2014).
Awalnya, dia hanya sendirian melakoni pekerjaanya ini. Tak. Selain proses produksi, kendala lainya adalah pemasaran. Karena memang sangkar burung tidak dibutuhkan hampir setiap orang. Dia mencari infomasi ke banyak tempat hingga akhirnya sangkar burungnya dibeli secara rutin oleh tengkulak asal Bojonegoro, bahkan mau membeli dalam jumlah besar.
Usaha Siswoyo kini mulai berkembang, selain mempekerjakan saudaranya. Pemasaran sangkar burungnya semakin meluas. Selain di Kabupaten Bojonegoro dan Tuban juga ke Sidoarjo, Lamongan dan Surabaya.
Dalam sebulan mampu memprodusi 50 sampai 60 sangkar burung. Dengan ukuran masing-masing berdiameter 30 cm, 35 cm, 40 cm, dan paling besar 45cm. Dengan bahan baku baku rata rata per minggunya menghabiskan 1 sampai 2 kwintal kayu limbah sisa pemotongan. Dengan harga Rp. 2.500 per-Kg.
Kini Siswoyo pun mengaku bersyukur dan terus setia dengan pekerjaannya ini. Karena usahanya terbukti sudah mampu menghidupi keluarganya. Dan ia pun masih ingin terus mengembangkan industri sangkar burung ini. ARIF AHMAD AKBAR