Hutan Gundul Wilayah KPH Tuban Capai Empat Ribu Hektar

seputartuban.con, Kerek – Dari tahun ketahun kondisi hutan gundul semakin luas. Di wilayah kerja Perhutani KPH Tuban, hingga saat ini seluas 4,000 hektar. Hal itu disebabkan banyak faktor.

Administrator (Adm) Perhutani KPH Tuban, Riyanto Yudoyono

Data dari Perhutani KPH Tuban, tanaman milik Perhutani rusak atau mati disebabkan karena faktor manusia. Sehingga penanaman dilakukan hingga beberapa kali. Hutan yang rusak tersebut tersebar di tiga wilayah dari total luas lahan 26,000 hektar.

Di wilayah Kabupaten Tuban luas lahan 19,000 hektar, sedangkan di wilayah Kabupaten Lamongan seluas 6,000 hektar dan wilayah Kabupaten Gresik seluas 1,000 hektar.

Administrator (Adm) Perhutani KPH Tuban, Riyanto Yudoyono menegaskan kerusakan hutan karena faktor manusia. Yakni berkurangnya lahan pertanian yang dimiliki masyarakat. Sehingga mereka bercocok tanam di lahan Perhutani. “Tantangan yang paling berat adalah hama manusia yang merusak tanaman hutan,” kata Riyanto, Jumat (10/2/2017).

Kerusakan hutan karena tanaman jagung membutuhkan sinar matahari. Selain itu agar tetap dapat bertani di lahan Perhutani, kondisi hutan tetap gundul. Aturan sebenarnya, petani hutan (pesanggem) diperbolehkan bercocok tanam di lahan Perhutani selama tanaman hutan belum berusia 3 tahun. Jika sudah melebihi batas waktu itu, sudah tidak diperbolehkan lagi. “Setiap tahunnya kita melakukan penanaman seluas 1.000 hektar, namun yang rusak lebih dari itu,” imbuhnya.

Riyanto berjanji akan menindak tegas jika ada stafnya yang memanfaatkan kondisi. Dengan cara meminta uang dari pesanggem sebagai biaya pemakaian lahan. Diharapkan para petani melaporkanya. “Kita tidak pernah minta apapun dari petani, bila ada oknum yang meminta uang akan kita tidak sesuai aturan yang ada,” tegasnya.

Adm berharap permasalahan ini Pemkab Tuban turut turun tangan. Sebab kerusakan hutan dikarenakan kurangnya lahan pekerjaan. Saat ini jumlah pesanggem mencapai 1,000 penggarap. Diperlukan solusi untuk menyelesaikan permasalahan klasik ini sekaligus menyejahterakan petani. MUHLISHIN