Gara-gara Miskin, Tumor Remaja Kerek Dibiarkan Membesar

KEREK

DIBIARKAN SAJA : Inilah kondisi tumor tulang punggung yang diderita Kastini. Karena tidak memiliki cukup biaya, penyakit ini dibiarkan menggerogoti tubuh remaja ini.
DIBIARKAN SAJA : Inilah kondisi tumor tulang punggung yang diderita Kastini. Karena tidak memiliki cukup biaya, penyakit ini dibiarkan menggerogoti tubuh remaja ini.

seputartuban.com – Sudah tidak asing lagi, jika nasib warga miskin di Kabupaten Tuban belum sepenuhnya diperhatikan. Seperti banyak pemberitaan sebelumnya, warga miskin yang kondisi kesehatanya memprihatinkan, nampaknya harus tetap menerima kondisinya, tanpa berobat karena keterbatasan biaya.

Kali ini kondisi serupa dialami Kastini (14), warga Dusun Sidorejo, Desa Gaji, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban. Dia mengidap tumor dipunggungnya. Karena tidak memiliki biaya berobat, penyakit ini dibiarkan membesar hingga hampir merampas kehidupanya.

Betapa tidak, karena penyakit kronisnya ini, dia tidak lagi dapat mengenyam pendidikan seperti kebanyakan remaja, bahkan kebagaiaan masa remajanya juga kian terampas. Karena keseharianya, lulusan SD ini sangat terganggu dalam aktifitas harian karena penyakit yang dideritanya.

Kastini hanya bisa pasrah, tumor dipunggungnya kian membesar tanpa penanganan medis. Karena dia saat ini tinggal besama bapaknya, Kasturi (50), seorang petani dan sedang mengalami sakit. Sedangkan ibunya sudah meninggal dunia sejak ia berusia 18 bulan.

“Saya tahu kalau tumor setelah lulus SD. Awalnya ada benjolan dipunggungnya, setelah diperiksa dokter katanya tumor tulang (Spondylitis TBc).,” ungkap Kasturi, Senin (01/09/2014).

Kepala Dusun Sidorejo, Liyun mengatakan, pada tahun 2009 pihak keluarga Kastini pernah membawanya ke dokter. Namun divonis sudah tidak dapat disembuhkan karena dikatakan sudah terlambat. Atau tumor tulangnya sudah kronis.

Sehingga sejak saat itu dibiarkan saja, dan dia menghabiskan hari-harinya dengan terus menggendong tumor yang semakin membesar. “Sekarang dibiarkan saja karena katanya dokter tidak bisa diobati, sebab sudah terlambat. Selain itu keluarganya juga tidak mampu,” kata Liyun.

Akibatnya, gadis ini sehari-hari hanya tinggal dalam rumah, karena benjolan dipunggungnya sangat mengganggu kesehatanya. Bahkan tidak berani sekolah lantaran sering diolok temanya, sehaingga dia tidak lagi melanjutkan pendidikanya.

“Sebenarnya ia ingin sekolah, tetapi ia takut diejek teman-temannya. Bila ia melanjutkan sekolah, ia sudah kelas 1 SMA. Namun ia hanya lulus SD saja,” pungkas Kadus.

Hingga diberitakan, belum ada pihak terkait yang mengulurkan perhatianya untuk membantu gadis yang menerima ujian kehidupan ini. Dia harus tetap mengarungi kehidupanya yang serba terbatas dengan terus menggendong tumor yang semakin membesar dan mengancam jiwanya. MUHLISHIN