Tumbuhnya Kemandirian dan Kepedulian Lingkungan Karang Taruna Di Sepanjang Jalur Pipa Minyak Obyek Vital Nasional (Obvitnas)

seputartuban.com – Pemuda sebagai generasi penerus selalu diharapkan bisa menjadi agen perubahan di wilayahnya. Begitu pula yang diharapkan dari Karang Taruna Desa Leran – Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro. “Orangtua ingin kita lebih maju dari mereka, dan membuat kemajuan di desa,” ungkap ketua karang taruna setempat, Muhamad Khozin saat ditemui di rumahnya.
Khozin melihat pemuda di desanya perlu menumbuhkan semangat itu. Bahkan, organisasi karang tarunanya saat ini baru aktif berkegiatan setelah dia pimpin setahun yang lalu. “Pemuda yang saya lihat sekarang cenderung lebih senang bermain daripada berkarya,” keluhnya. Bagi dia, pemuda seharusnya mempunyai pandangan positif terhadap masa depan dan peduli terhadap lingkungannya. Peduli terhadap pembangunan dan memelihara keharmonisan sosial masyarakat.
Khozin tidak asal bicara. Pemuda yang lahir 28 tahun lalu ini memberi contoh kepada rekan-rekannya. Bersama seorang teman, dia mendirikan usaha bengkel sepeda motor. “Dulu saya guru di sekolah milik yayasan keluarga saya, tapi saya mengundurkan diri, saya ingin menunjukkan kemandirian dengan usaha ini,” tutur dia. Meskipun usaha bengkel di desanya itu tidak seramai di kota, namun dia tetap optimis. Bapak satu anak ini yakin usahanya akan sukses dan bisa memotivasi para pemuda di sana untuk meniru kerja kerasnya.
Semangat Khozin untuk maju dibarengi kepeduliannya terhadap lingkungan. Desa Leran yang merupakan jalur pipa minyak Lapangan Banyu Urip menjadi salah satu perhatiannya. Dia melihat bahwa objek vital nasional (obvitnas) tersebut harus dijaga oleh semua elemen, termasuk warga sekitar. “Masyarakat harus peduli, karena itu untuk kepentingan masyarakat juga,” tutur penyandang gelar Sarjana Pendidikan tersebut. Keyakinan dia dibarengi semangat untuk berbuat dan melakukan apa yang bisa dia lakukan.
“Awalnya saya belum tahu harus bagaimana, tapi sekarang saya sudah tahu dari programnya ExxonMobil,” kata Khozin. Kini dia bersama anggota karang taruna yang dipimpinnya aktif dalam Program Karang Taruna dan Obvitnas Jalur Pipa. Program yang diprakarsai ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) ini mendampingi karang taruna dalam pengembangan organisasi, usaha ekonomi kreatif, dan edukasi obvitnas.
“Sekarang saya tahu kalau melakukan kegiatan pembakaran di atas jalur pipa minyak itu berbahaya,” ungkap Khozin. Selain itu, dia juga kini tahu bahwa di atas jalur pipa, masyarakat tidak boleh menanam tanaman keras, mendirikan bangunan permanen, termasuk menggunakan alat pertanian bermesin seperti traktor, juga berbahaya. Semua yang diketahuinya itu, dia sampaikan kepada masyarakat. Bahkan setiap dua pekan sekali dia dan tim karang taruna menyusuri jalur pipa yang ada di desanya. Dia ingin memastikan tidak ada hal yang berbahaya di sana. “Saya yakin, apa yang saya lakukan ini untuk kebaikan bersama juga,” ucap Khozin.
Sementara itu, Community Relations Supervisor EMCL, Ichwan Arifin mengatakan bahwa EMCL mengapresiasi niat baik dan tindakan yang dilakukan Khozin dan karang taruna lainnya. Aktivitas tersebut, kata dia, selain mendukung proyek negara, juga dapat menjaga keselamatan masyarakat dan lingkungan sekitar. “Sinergi seperti inilah yang terus kita kembangkan bersama masyarakat,” ujarnya.
Program Karang Taruna dan Obvitnas diprakarsai EMCL di Desa Wadang dan Jelu – Kecamatan Ngasem, Desa Leran – Kecamatan Kalitidu, Desa Sumbertlaseh – Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro. Sedangkan di Kabupaten Tuban diikuti oleh Karang Taruna Desa Sumberagung dan Desa Trutup – Kecamatan Plumpang, serta Desa Pucangan dan Desa Glodog – Kecamatan Palang. “Semua bisa terlaksana atas persetujuan SKK Migas dan dukungan mitra Blok Cepu, yaitu Pertamina EP Cepu dan Badan Kerjasama PI Blok Cepu,” papar Ichwan.
Selama mengikuti program ini, para pemuda didampingi oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Ademos Bojonegoro dan Srikandi Tuban. Bersama kedua LSM tersebut, para anggota karang taruna belajar tentang keorganisasian, kepemimpinan, dan kewirausahaan. Mereka juga melakukan studi banding ke karang taruna terbaik nasional di Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar. “Dalam aspek kewirausahaan, akhir Mei lalu EMCL juga telah meluncurkan usaha ekonomi kreatif senilai Rp 60 juta di Bojonegoro,” ungkap Ichwan.
Jenis usaha yang diluncurkan merupakan usulan dari kelompok usaha karang taruna, berdasarkan potensi yang dimiliki desa masing-masing. “Melalui kelompok usaha tersebut, diharapkan akan memperkuat kemandirian karang taruna dan kepedulian mereka terhadap lingkungan,” tutur Ichwan.
Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaan Organisasi dan Lembaga Sosial Disnakertransos Kabupaten Bojonegoro, Budiyanto berpesan kepada karang taruna agar memanfaatkan kesempatan ini dengan baik. Menurutnya, sudah banyak bantuan yang diberikan oleh EMCL, tapi tidak semua penerima program punya kesadaran yang baik. “Tolong semangatnya dijaga, ikuti program dengan proaktif,” ucap dia kepada karang taruna saat acara peluncuran program.
Dia melihat, program-program yang selama ini diberikan EMCL untuk karang taruna sudah cukup banyak. Budiyanto menambahkan, niat baik EMCL untuk pemberdayaan pemuda patut diapresiasi. “Sudah banyak kesempatan, anda sebagai agen perubahan harus bisa mengoptimalkannya,” pungkasnya memotivasi. MUHAIMIN