PLUMPANG

seputartuban.com – Petani Desa Bandungrejo, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban terpaksa panen dini tanaman padinya. Hal ini dilakukan untuk menghindari kerugian lebih besar. Karena jika dibiarkan, tanaman padi akan membusuk.
Ahmad Shodiq (46), petani Desa Bandungrejo, mengatakan bila intensitas hujan tinggi, petani selalu was-was. Karena hampir dapat dipastikan, tanaman akan terendam banjir. “Kami khawatir air genangan akan semakin meninggi dan potensi gagal panen akan semakin tinggi,” ungkapnya, Jumat (06/02/2015).
Ketinggian air hingga 1 meter merendam persawahan yang terdapat tanaman padi berumur 2 bulan. Lahan 1,5 hektar pada kondisi normal dapat memanen 5 sampai 6 ton padi. Namun jika panen dini paling banyak hanya sepertiganya. “Genangan air yang membuat tanaman terendam itu merupakan banjir kiriman dari wilayah perbukitan selatan desa akibat tingginya curah hujan beberapa hari ini,” imbuhnya.
Senada diungkapkan Supardi (56), dia memanen dini tanaman padinya untuk mengurangi kerugian lebih besar. Meski hasil panen jauh lebih sedikit, namun setidaknya dia tidak mengalami gagal panen. Karena tanamanya sudah terendam banjir selama 3 hari. “Sebenarnya padi ini belum waktunya panen, kami kawatir saja kalau di biarkan genangan air akan semakin meninggi dan menyebabkan padi membusuk jadi kami lakukan pemanenan dini,” katanya.
Proses pemanenan dilakukan dengan mengangkut padi menggunakan terpal dan di seret hingga sampai ke tepian persawahan. Kemudian dibawa pulang untuk dikeringkan.
Menurut Petani ini, kondisi serupa juga terjadi di Desa Kedung Soko, Desa Plandirejo, Desa Klotok Kecamatan Plumpang. Sebagian juga berada di kawasan Kecamatan Widang juga turut terendam. Akibat luapan sungai avur yang tidak dapat menampung air hingga meluber ke persawahan disekitarnya.
Ketuaq Kelompok Tani Desa Bandung Rejo, Ahmad Syaiful mengatakan banjir semakin parah melanda wilayahnya disebabkan beberapa faktor. Diantaranya kondisi hutan yang sudah gundul dan berubah jadi lahan pertanian. Sehingga air hujan dari perbukitan langsung menuju sungai.
Kedua, banyak tambang ilegal batu kumbung semakin tidak terkendali. “Tinginya curah hujan tidak dapat tertahan dan terserap maksimal karena tidak adanya terasiring yang menghambat,” terang saiful. ARIF AHMAD AKBAR