JENU
seputartuban.com – Pekerjaan reparasi perabot dapur yang berbahan alumunium (dandang) saat ini mulai jarang ditemui. Ditengah melangitnya harga bahan baku dan tidak seimbangnya dengan upah yang diterima. Pekerjaan ini masih tetap dilakoni Mulyadi (44), warga Desa Jenggolo, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban.
Saat ditemui dirumahnya, Sabtu (28/09/2013) rumah sederhananya dipenuhi banyak dandang rusak dan kusam. Dengan berbekal alat sederhana, dia tetap tekun bekerja untuk menghidupi keluarganya. Ditengah beratnya tantangan yang terus dihadapinya dalam menekuni pekerjaan ini.
Diceritakan, sejak tahun 1985 dirinya belajar melalui pamannya dia diajari keahlian mematri atau menempelkan lembaran alumunium untuk memperbaiki dandang rusak. Hanya belajar 1 hari saja, dia mampu mereparasi semua jenis dandang.
Merasa cukup mampu, pada saat itu membuka lapak perbaikan dandang dikawasan Kelurahan Latsari, Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban. Hanya bermodalkan palu, gunting alumunium dan alat patri dan roler (alat melengkungkan alumunium) dirinya bekerja menjadi patri dandang. Dalam sehari saat itu dia mampu mendapat 30 sampai 50 dandang yang diperbaiki. Dengan pendapatan harian antara Rp. 100 ribu sampai Rp. 150 ribu.
Setiap alumunium yang dibelinya dulu seharga Rp. 8 ribu per-lembar. Bisa dipergunakan untuk mereparasi 20 sampai 25 dandang. Sisa bahan reparasi itulah yang saat itu menjadi labanya, dengan harga reparasi sejumlah Rp. 800. “Dulu setiap service harganya Rp. 800 perak. Labanya banyak, tapi lumayan bisa untuk hidup, karena bahan bakunya murah,” ungkapnya.
Sekarang, dia sudah beristri dan memiliki 2 anak, banyak kebutuhan sehari-hari yang harus dicukupi. Sehingga mulai mencari pelanggan dengan cara keliling kerumah warga. Mendapatkan order perbaikan dandang antara 60 sampai 80 buah.
Saat ini meski orang yang mereparasi semakin banyak, Mulyadi mengaku penghasilannya tidak setara. Karena setiap lembar alumunium berukuran 1 meter X 2 meter harganya naik menjadi Rp. 75 ribu. Dapat digunakan untuk mereparasi 20 sampai 25 dandang.
Sedangkan ongkos perbaikan Rp. 8.500 per-buah. Sehingga laba bersih yang dikantonginya hanya sebesar Rp. 75 ribu sampai Rp. 100 ribu. “orderan juga banyak. Namun harga perbaikan tidak bisa dimahalkan. Tidak laku jadinya kalau mahal. setiap dandang saja kalau baru yang ukuran 2 Kg hanya Rp. 25 ribu. Kalau servicenya mahal bagaimana lakunya, ” ujarnya.
Untuk menyiasati mahalnya harga bahan, dia mengurangi ketebalan alumunium. Awalnya yang digunakan setebal 1,5 mm, sekarang menggunakan ukuran 1 mm. Karena berbeda ketebalan juga berbeda harga.
Sedangkan untuk menambah jumlah pelangganya, Mulyadi harus mengayuh sepeda angin hingga menempuh jarak hingga puluhan kilo meter. Mulai sekitar Kecamatan Merakurak, Kecamatan Kerek, Kecamatan tambakboyo dan Kecamatan Tuban. “Ini kerjaan sudah dari muda, mau apalagi. Keuntungan saya, semakin sedikitnya tukang patri dan reparasi. Tapi kendalanya semkin mahalnya bahan baku,” keluhnya. (han)