TUBAN
seputartuban.com-Hanya gara-gara dikirimi kartu nama sempat membuat jajaran Polres Tuban kalang kabut. Lho, kok?
Jajaran Polres Tuban pantas super sibuk setelah Kamis (24/09/2015) malam menerima laporan adanya paket mencurigakan di rumah Wiji Utomo (63) Gang I nomor 8E Kelurahan Latsari, Kecamatan Tuban.
Tak hanya polisi yang dibikin geger. Warga di kawasan tersebut yang juga ikut-ikutan gempar memang bukan tanpa alasan, setelah mengetahui ada kiriman paket dalam kemasan kardus air mineral dibiarkan teronggok di teras rumah Wiji Utomo.
Apalagi bentuknya mirip paket yang dicurigai berisi bom atau barang mencurigakan lain, seperti yang sering warga lihat di tayangan televisi bagimana modus kelompok teroris melancarkan aksinya.
“Warga makin curiga karena dalam paket kardus itu tidak ada nama pengirim maupun nama penerima. Karena takut terjadi apa-apa, temuan ini kemudian kita laporkan ke Polres Tuban,” ungkap sejumlah warga di lokasi kejadian.
Menurut warga, kiriman paket misterius itu tiba-tiba sudah tergeletak begitu saja di teras rumah Wiji Utomo sekitar pukul 11.00 wib. Karena takut paket itu berisi barang terlarang, lelaki paroh baya ini kemudian menghubungi anaknya yang merupakan anggota polisi di Atambua, Papua.
“Ternyata anaknya yang bertugas di Atambua mengaku tidak merasa mengirimkan paket kepada bapaknya,” kata Kapolres Tuban, AKBP Guruh Arief Dharmawan yang langsung ke lokasi begitu menerima laporan ada paket meucurigakan yang diterimanya.
Sambil menunggu keatangan tim penjinak bom dari Sub Detasemen III C Pelopor Brimob Polda Jatim di Bojonegoro, paket yang dibungkus kardus air mineral dengan berat 3-4 kilogram itu kemudian disterilkan.
“Begitu mendapat laporan, kita langsung melakukan sterilisasi lokasi. Hal ini sebagai antisipasi agar tidak terjadi sesuatu yang membahayakan masyarakat,” tandas Guruh.
Setelah dilakukan pemeriksaan selama 30 menit oleh penjinak bom dari anggota Brimob Bojonegoro ternyata berisi barang cetakan seperti kartu nama, map dan kwitansi yang memang dipesan oleh pemilik rumah.
“Ternyata isinya hanya kartu nama dan barang cetakan lainnya. Karena memang paketnya mencurigakan kita perlu waspada. Ini semata-mata untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat,” ungkap Guruh usai telisik paket misterius ini.
Sementara Wiji sendiri kemudian mengakui, barang-barang itu dipesan tiga minggu lalu dari sebuah percetakan. Namun karena paket polos tanpa identitas maupun nama penerima, Wiji takut untuk membukanya.
“Saya sangat takut dan khawatir, jangan-jangan paket ini berisi bom atau narkoba,” ungkap Wiji sembari mengatakan tahu ada kiriman paket sekitar pukul 11.00 wib. MUHLISHIN