TUBAN
seputartuban.com-Badan penaggulangan bencana daerah (BPBD Tuban) memprediksi musim kemarau tahun ini akan datang lebih cepat. Prakiraan tersebut ditandai dengan akan segera berakhirnya masa puncak penghujan yang akan jatuh penutup bulan ini.
Sebelumnya, BBPD Tuban mengeluarkan rambu titik rawan banjir pada sejumlah kecamatan bersamaan fase intensitas curah hujan yang akan mengalami masa puncak antara Januari hingga Maret 2015.
“Kami selalu memberikan rambu-rambu kepada para perangkat desa yang wilayahnya berpotensi mengalami bencana musiman. Hal ini untuk memberikan kecerahan pola pikir masyarakat agar dapat berpartisipasi sebelum terjadinya bencana musiman itu sendiri,”ungkap Kepala BPBD Kabupaten Tuban Joko Ludiyono, saat ditemui di kantornya, Selasa (17/03/2015) pagi.
Berkaitan kemarau yang disebut Joko akan “bertamu” lebih awal, pihaknya telah mengirimkan sinyal kepada delapan pemangku kecamatan yang wilayahnya akan dilanda kekeringan mendahului kawasan lainnya April nanti.
Sejumlah wilayah yang diperkirakan akan mengalami dampak awal kemarau dini dimaksud adalah Kecamatan Parengan, Grabakan, Semanding, Kerek,Montong, Merakurak, Singgahan serta Kecamatan Senori.
“Kabupaten bahwa Tuban dipetakan berada pada urutan ke 14 di Jawa Timur dan ranking 145 dari 443 kecamatan di Indonesia yang berpotensi terjadinya bencana musiman (kemarau) lebih awal,” tutur Joko.
Disebutkan, peringatan dini perlu segera disampaikan agar masyarakat yang tersebar di titik-titik prediksi kekeringan bisa melakukan antisipasi. Di antaranya dengan penghematan air dan menyiapkan kebutuhan primer lainnya jelang tiba musim kemarau.
Ditanya mengenai pemicu terjadinya bencana musiman pada delapan kecamatan tersebut lebih awal dibanding wilayah lain, karena daerah ini hutannya sudah gundul. Juga infrastruktur tanah yang sudah tidak memiliki daya serap seperti dulu.
Joko mengatakan, kondisi ini sama saat musim penghujan tiba akan mengawali banjir musiman. Ketika musim kemarau tiba kawasan yang sama akan mengalami kekeringan lebi awal, lantaran sumber air mengering dan susah ditemukan mata air baru lagi.
“Contohnya di daerah lereng-lereng gunung kapur utara sekarang sulit ditemukan mata air. Pengeboran untuk mencari sumber air bisa mencapai 200 meter lebih. Dan itu harus ada anggaran Ep 1 miliar untuk pengeboran saja. Tahun 2016 mungkin akan ada kebijakan baru yaitu Tuban bebas kekeringan,” tutup Joko. WANTI TRI APRILIANA