Lomba adu cepat burung merpati atau balapan burung dara di Tuban kian marak saja. Geliat ini ditandai saat lomba balap merpati yang digelar kawasan persawahan Desa Jenggolo, Kecamatan Jenu, Minggu (25/5/2014) sore. Selain adu cepat balapan ini sekaligus juga menciptakan pasar baru. Sebab, merpati yang keluar sebagai juara harganya mendadak melejit hingga puluhan juta.

seputartuban.com- Terlihat para pejoki burung merpati balap saling mengepakkan mentor betinanya. Menunggu sergapan dari merpati jantan yang terbang jauh. Merpati jantan yang lebih dulu hinggap di merpati betina menjadi juaranya.
Lomba balap merpati ini diikuti oleh semua kalangan. Mulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa. Tak jarang kakek-kakek juga ikut memeriahkannya. Alasan hobi mendasari balap burug merpati yang konon katanya lambang kesetiaan itu. Setiap pasangan burung akan hinggap pada pasangannya masing-masing. Hal itulah yang membuat para pejoki burung senang.
Yiyin Prasetyobudi, salah satu joki merpati balap, menjelaskan dirinya sudah sejak dua tahun terakir menyukai hobi tersebut. Dikatakan, lomba balapan karena hanya untuk mengetahui seberapa besar kekuatan burung dalam terbangnya. Selain itu, untuk melihat, sejauh mana pemilik burung dalam merawatnya.
Setiap burung merpati yang bagus akan mampu terbang cepat bak kilat. Kecepatan terbang antara 70 sampai 90 Km per jam akan dipertontotnkan merpati tersebut. Tidak ada perawatan khusus, hanya saja pakan dan kandang burung harus bersih. “Cepat tidaknya itu dari tekun dan tlatennya merawat burung. Ini bukti pemilik burung merawatnya, ” Kata pemilik burung berlabel Yeri itu.
Lebih lanjut Yiyin, mengatakan lomba disesuaikan kelas cepat terbangnya. Senilai dengan harga yang dipatoknya pula. Yakni sekitar Rp 1 juta sampai Rp 50 juta. Bahkan apabila sudah meperoleh juara nasional bisa laku sampai rp 100 juta. Patokan harga tergantung jenis burung, banyaknya juara yang diraih sampai kesukaan pembeli. “Harga itu dari burung itu sendiri. Kalau hobi dan suka, tidak mungkin dijual, ” ucapnya.
Dari hobi yang digelutinya itu, tak jarang dirinya meraup pundi rupiah. Dengan berbekal sepasang burung merpati seharga Rp 100 ribu, setelah dilatih dan diadu, bisa terjual sampai. Rp 500 ribu. “Hobi jelas tapi bisa untuk sampingan mencari uang, ” imbuhnya.
Senada disampaikan Fatkhul, penghobi balapan merpati lainnya. Sejak 20 tahun dirinya sudah beternak burung merpati. Disamping untuk dijual dipasaran, juga untuk balap. “Berbeda kalau yang dijual dipasar dengan yang balap. Sama -sama merpati atau dara, tapi yang indukan bagus untuk balap,” ucap Fatkhul.
Samapai saat ini burung besutannya sudah banyak mengantongi jura. Bahkan pernah ada yang laku hingga Rp 30 juta. Setiap even perlombaan dikutinya. Lagi-lagi untuk menyalurkan hobi dan meramaikan pasar burung merpati balap. “Burung terjual itu ada kebanggan. Yang penting kita rawat sampai bagus, cukup, ” Ungkapnya. HANAFI