Ahli Membuat Kapal Berbekal Ilmu Ayahnya

PALANG

seputartuban.com – Taufiqurrohman (35), warga Desa Kebunharjo, Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban menjadi ahli membuat kapal kayu. Kemahiranya ini dimiliki sejak masih duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP)atausekitar umur 13 tahun.

Pembuatan Kapal Tuban
OTODIDAK : Proses pembuatan kapal yang dilakukan dikawasan Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban

Saat ditemui di lokasi pembuatan kapal kayu di wilayah Desa Palang, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, beberapa waktu lalu dia mengakui dia belajar membuat perahu dari ayahnya yang merupakan pembuat kapal kayu di wilayah Jawa Tengah.

Berawal ketika dirinya membantu pekerjaan ayahnya saat pulang atau saat libuaran. Mulai memahat, memotong kayu, menggergaji papan, hingga belajar mengukur bahan.

Nampaknya perahu buatan orang tuanya ini berkwalitas, selain bertahan lama juga dibeli orang asing. Hal ini membuat Taufiq menjadi lebih yakin dengan pekerjaan yang ditekuninya.  “seingat saya perahu ayah pernah dibawa ke Belanda. Dibeli orang sana karena unik, kuat dan pengukurannya tetap, “ ujarnya.

Sudah hampir 12 tahun dirinya membuat kapal kayu. Ratusan kapal sudah dikerjakan dan digunakan nelayan. “sudah berapa ya, banyak mas, “ katanya.

Disoal cara pembuatan, dirinya mengaku, pertama kali yang harus dibuat adalah dengan mengukur gading perahu atau bagian tengah perahu. Pengukuran harus cermat, tepat dan teliti. Karena bagian ini merupakan pokok yang menentukan keseimbangan perahu.

Yang kedua dirinya harus membuat lunas atau rangka memanjang kapal. Ini bertujuan untuk menjadi poros badan kapal. Perhitungan kepanjangan akan mempengaruhi laju kapal. Sehingga harus seimbang pula.

Selanjutnya dirinya harus membuat lambung kapal. Kelengkungan lambung juga harus sama dengan kedua sisinya. Hal ini untuk mencegahadanya kemiringan dan daya tahan ombak.

“setelah itu semua selesai, kita baru membuat dek atau tempat dalam kapal. Baru kita buat rumah mesin dan kelengkapan lainnya, seperti kemudi, “ imbuhnya.

Untuk bahan pembuat kapal, sedikitnya dibutuhkan 40 kubik kayu jati. Kayu tersebut baru dibuat kapal dengan ukuran panjang 12 meter, lebar 6 meter dan tinggi 3 meter. Kapal kayu ini dipergunakan untuk Khunting (mencari ikan dengan kapasitas penyimpanan sampai 15 ton ikan).

Sedangkan biaya pembuatan, dirinya mengaku biasanya menerima berbagai macam pembayaran. Mulai harian, mingguan, bulanan sampai borongan. Kalau borongan, dia bisa mngerjakan perahu dengan 5 orang pembantu tukang. Dengan biaya Rp. 450 juta untuk pengerjaan selama 120 hari.

“dulunya saya juga pernah jadi Anaka Buah Kapal (ABK) terus saya belajar membuat perahu dan sekarang membuat perahu saja. Biasanya banyak yang borongan 120 hari, “ ungkapnya. (han)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses